Jakarta (ANTARA News) - Seekor bayi Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dengan jenis kelamin betina lahir secara alamiah di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung, pada hari Kamis, tanggal 12 Mei 2016 pukul 05.40 WIB.

Bayi tersebut lahir dari hasil perkawinan Andalas, badak jantan berumur 15 tahun dan Ratu, badak betina berumur 15 tahun penghuni SRS Taman Nasional Way Kambas.

"Kelahiran bayi badak ini merupakan kelahiran kedua di Indonesia setelah sebelumnya Andatu, anak badak pertama yang lahir di tahun 2012 dari induk yang sama," demikian siaran pers yang diterima ANTARA News, di Jakarta, Kamis.

Ratu, induk badak betina menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan dimulai pukul 03.00 WIB. Proses kelahirannya sendiri berlangsung selama 2 jam sampai dengan bayi badak lahir dengan selamat. Dua jam setelah lahir, bayi badak tersebut sudah mulai berjalan dan menyusu kepada induknya.

"Kondisi Ratu pasca melahirkan terlihat sangat kelelahan tetapi secara umum terlihat sehat," tambahnya.

Seluruh proses kelahiran bayi badak tersebut diawasi oleh perawat satwa dan dokter hewan SRS yang terdiri dari Drh. Zulfi Arsan dan Drh. Ni Made Ferawaty, tim dokter dari Kebun Binatang Taronga, Australia dan Kebun Binatang White Oak, Amerika Serikat serta perawat satwa senior dari Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat.

Pada kehamilannya, Ratu mendapatkan tambahan hormon penguat kehamilan yang diberikan melalui makanan setiap harinya. Selain itu, jenis, variasi dan jumlah asupan pakan yang diberikan diperhatikan untuk mencukupi kebutuhan Ratu.

Selain itu, pemeriksaan kesehatan kehamilan juga dilakukan secara rutin dengan alat Ultrasound (USG) minimal empat kali setiap bulannya dan sejak pertengahan bulan April 2016 pemeriksaan dilakukan lebih intensif yaitu tiga hari sekali.

Badak sumatera berada di ambang kepunahan dengan jumlah yang semakin menurun dalam beberapa dekade belakangan. Saat ini tersisa kurang dari 100 ekor di dunia, yang berada di hutan-hutan di Sumatera dan sebagian kecil di Kalimantan.

"Dengan kelahiran anak badak kedua di SRS Taman Nasional Way Kambas ini, membuktikan komitmen Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Badak Indonesia dalam melakukan upaya konservasi badak di Indonesia, khususnya badak sumatera," tulis siaran pers tersebut.

Sebelum kelahiran anak badak kedua di Indonesia ini, pada tahun 2012 di Suaka Rhino Sumatera telah lahir anak badak Sumatera jantan bernama Andatu yang merupakan anak badak pertama lahir di penangkaran habitatnya (Asia).

Sebelum Andatu, kelahiran badak sumatera sebelumnya terjadi di Kalkuta 124 tahun sebelum Andatu lahir. Sementara itu, badak betina lain di Suaka Rhino Sumatera yang bernama Rosa yang sudah dipelihara sejak tahun 2005 telah berhasil melakukan perkawinan dengan Andalas walaupun belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan.

Saat ini badak jantan lain yang bernama Harapan yang datang dari Amerika Serikat pada bulan November 2015 masih dalam proses adaptasi alamiah dan diharapkan mampu segera mengikuti jejak Andalas untuk menjadi bapak dari anak-anak badak sumatera berikutnya.

Adapun badak betina lain yaitu Bina juga diharapkan masih dapat memberikan keturunan. Bina adalah satu-satunya badak Sumatera yang masih hidup yang berasal dari program penyelamatan antara tahun 1985-1991. Sampai saat ini Bina masih dalam kondisi yang sehat dan memberikan siklus reproduksi yang baik.

Pewarta: Monalisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016