Semarang (ANTARA News) - Jenazah Briptu Hance, pelaku penembakan terhadap Wakil Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar (Wakapolwiltabes) Semarang, AKBP Lilik Purwanto, Kamis siang, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kedungmundu Semarang. Jenazah diberangkatkan dari rumah duka di Asrama Polisi Kabluk Semarang pukul 11.00 WIB dan sampai di TPU Kedungmundu sekira pukul 11.30 WIB. Ketika diberangkatkan dari rumah duka, tidak ada sambutan dari pihak keluarga atau petugas kepolisian, bahkan ketika jenazah dimasukkan ke liang lahat hanya diiringi upacara gereja. Proses pemakaman terhadap Briptu Hence yang kelahiran Semarang 12 Desember 1975 tersebut berlangsung hingga pukul 12.30 WIB. Sementara itu, AKBP Lilik Purwanto dimakamkan hari Rabu sore (14/3) di Pemakaman Prajurit Bergoto Semarang. Briptu Hence anggota P3D (Pelayanan, Pengaduan, dan Penegakkan Displin) Polwiltabes Semarang meninggal dunia ditembak anggota Resmob Polwiltabes Semarang, karena tidak mau menyerah dan justru melakukan perlawanan usai menembak AKBP Luluk Purwanto. Briptu Hance yang lulusan Sekolah Calon Bintara (Secaba) 1999 tersebut menembak Wakapolwiltabes Semarang, AKBP Lilik Purwanto, pada Rabu (14/3) pagi. Sebelum membunuh Lilik Purwanto, Briptu Hance menyandera Aiptu Titik Sumaryati dan membawanya ke ruang kerja Wakapolwiltabes di lantai II Mapolwiltabes Semarang di Jalan Dr. Soetomo. Aksi tersebut dipicu adanya rencana mutasi Briptu Hance ke Polres Kendal. Saat mendatangi kantor P3D, Briptu Hance menerima surat dari Aiptu Titik dan menyampaikan pesan, agar Briptu Hance menghadap Kapolres Kendal. Ada kemungkinan, Hance tidak terima dengan mutasi itu, dan langsung menodongkan pistolnya ke Titik, kemudian langsung menggiringnya ke ruang Wakapolwiltabes. Setelah itu, Briptu Hance melakukan aksi penembakan terhadap AKBP Luluk Purwanto, sedangkan Hance akhirnya ditembak oleh anggota Resmob Polwiltabes Semarang, karena tidak mau menyerahkan diri, tetapi justru memberikan perlawanan. Sementara itu, Aiptu Titik Sumaryati sampai kini menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara, karena mengalami kekagetan luar biasa dan tekanan mental berat akibat kejadian tersebut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007