Surabaya (ANTARA News) - Indonesia fokus mendorong lima sektor pada kongres Developing-8 (D8), yang juga termasuk menjadi penanggung jawab gugus tugas atau task force (TS) yakni Industri Kecil Menengah (IKM/SME), makanan (food industry), otomotif (automotive), petrokimia (petrochemical), serta tekstil dan garmen (textile and garment).

"Secara umum, delegasi Indonesia mengusulkan harmonisasi standar di antara negara anggota D-8,” kata Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono lewat siaran pers diterima di Surabaya, Kamis.

Hal tersebut, lanjut Sigit, dimaksudkan untuk mengurangi berbagai hambatan teknis untuk meningkatkan akses pasar terhadap negara-negara anggota D-8, yang beranggotakan Indonesia, Bangladesh, Mesir, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan danTurki.

Sigit menyampaikan, terdapat 13 satuan tugas (Task Force/TF) yang dibentuk secara paralel, yaitu TF on SMEs, TF on Automotive, TF on Petrochemical, TF on Cement (semen), TF on Electronic and ICT, TF on Machinery (elektronik dan teknologi informasi).

Selain itu, TF on Technology Cooperation (kerja sama teknologi), TF on Standardization and Accreditation (standarisasi dan akreditasi), TF on Energy (energi), TF on Food Industry , TF on Iron and Steel (besi dan baja), TF on Glass and Ceramic (keramik dan kaca) dan TF on Textile and GarmentsAdapun bentuk aktual kerja sama yang ditawarkan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia adalah Mutual Recognition Agreement, conformity assessment untuk laboratorium uji sertifikasi, joint research, capacity building, dan transfer teknologi.

“Selain itu, masing-masing Task Force menekankan perlunya kontinuitas komunikasi dan koordinasi antar negara anggota, sehingga diusulkan penunjukan focal point danpengembangan website sebagai media untuk saling berbagi data daninformasi,” kata Sigit.

Pada pertemuan TF on SMEs, Sigit menyebutkan, dibahas mengenai pengumpulan profil IKM, business matching antar IKM, pertukaran tenaga ahli, serta berbagai pelatihan dan benchmarking antar IKM masing-masing negara anggota D-8. “Dalam pertemuan tersebut juga diusulkan pengembangan IKM khusus untuk pemuda dan wanita,” ujarnya.

Selanjutnya pada pertemuan TF on Food Industry, perwakilan delegasi Indonesia dari Direktorat Jenderal Industri Agro, mengusulkan adanya Mutual Recognition Agreement (MRA) antara negara-negara anggota D-8 terkait sertifikasi halal.

“Hal ini diusulkan mengingat salah satu persamaan fundamental dari negara-negara anggota D-8 tersebut adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, yang sudah pasti menjadikan isu halal tersebut sebagai unsur yang harusdipenuhi dalam rangka menjamin mayoritas konsumennya akan ketersediaan produk-produk halal,” ulasnya.

Sigit menambahkan, dalam rangka meningkatkan promosi mengenai produk halal, juga telah disepakati agar masing-masing negara anggota D-8 berpartisipasi aktif dalam pameran dan misi dagang.

“Dalam TF ini juga disepakati agar dibentuk suatu steering committee yang bertugas untuk mengkoordinasi, menindaklanjutidan mengevaluasi hal-hal yang direkomendasikan dalam pertemuan,” tuturnya. Pada pertemuan ini, perwakilan PT. Indofood Indonesia di Mesir turut hadir berpartisipasi dalam pertemuan tersebut, dan menyetujui serta mendukung rencana pembentukan MRA di bidang produk makanan halal.

Untuk pertemuan TF on Automotive, dibahas berbagai isu dan rekomendasi seperti pertukaran informasi terkait asosisasi otomotif dan focal point di masing-masing negara anggota.

Selain itu, pembahasan regulasi teknis untuk menghindari hambatan non tarif, pembuatan database otomotif dan utiliasi website, penjajakan kerjasama B to Bdi sektor otomotif, serta upaya promosi dan kerjasama litbang danteknologi.

“Pada pertemuan TF on Petrochemical, dibahas mengenai tindak lanjut dari asosiasi petrokimia negara anggota D-8, terkaitpenentuan sekretariat dari asosiasi tersebut dan lokasi kantornya, yang saat ini masih dipegang oleh Iran, dan selanjutnya akan ditangani oleh Mesir,” kata Sigit.

Pada pertemuan itu, salah satuperusahaan petrokimia Mesir, Egyptian Petrochemicals Holding Co. Echem memaparkan berbagai potensi proyek kerjasama.

Sedangkan, pada pertemuan TF on Textile and Garments, delegasi Indonesia mengusulkan harmonisasi standar pengujian dan sertifikasi untuk produk tekstil serta penjajakan berbagai pontesi kerja sama dalam rangka menjamin pasokan bahan baku dan rantai suplai untuk industri tekstil di antara negara anggota D-8.

Pada penutupan sidang, dilaksanakan Ministerial Meeting, di mana penanggung jawab utama masing-masing TF melaporkan kesepakatan dari hasil pertemuannya. Pada kesempatan tersebut, Sigit menyampaikan bahwa hasil-hasil pembahasan di masing-masing TF terkait kerjasama industri harus segera ditindak lanjuti dan dikoordinasikan dengan berbagai pihak terkait.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016