Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta, Kamis sore, melemah sembilan poin menjadi senilai Rp9.224/9.230 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.215/9.225, karena pelaku kembali membeli dolar AS. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara (HS) Tbk, Yusuf, di Jakarta, mengatakan bahwa pelaku lokal mengikuti jejak pelaku asing yang kembali membeli dolar AS di pasar regional sehingga mata uang asing itu menguat, meski ada kekhawatiran dengan pertumbuhan ekonomi AS yang melambat. "Meski rupiah terus terpuruk hingga mendekati level Rp9.230 per dolar AS, namun Bank Indonesia (BI) masih belum bereaksi untuk mengantisipasi tekanan pasar terhadap rupiah," katanya. Menurut dia, BI kemungkinan menunggu saat yang tepat untuk melakukan intervensi melihat tekanan pasar saat ini dinilai tidak terlalu besar. Rupiah sebelumnya sempat menguat pada perdagangan sesi pagi yang didukung oleh aksi beli pelaku lokal, namun pelaku lokal kemudian merubah arahnya yang semula melepas dolar AS kemudian membelinya, sehingga dolar AS menguat, katanya. Meski demikian, menurut Yusuf, rupiah masih berpeluang untuk menguat kembali, apabila `carry trades` finansial yang dinilai dengan yen dan Swiss Francs (membeli aset dalam jumlah besar dengan yen dan Swiss Francs di Jepang) akan memicu rupiah kembali menguat. Dolar AS terhadap yen naik menjadi 117,20 dari sebelumnya 117,05 dan euro menguat menjadi 154,95 yen. BI, menurut dia, belum memanfaatkan dana cadangan devisa yang cukup besar dan mempunyai peranan penting dalam menstabilkan rupiah bila terpuruk terlalu tajam. Apabila otoritas moneter itu bertindak kemungkinan rupiah akan kembali menguat hingga di posisi Rp9.100 per dolar AS, yang didukung oleh membaiknya laju inflasi Maret 2007 yang diharapkan akan lebih rendah dibanding inflasi Februari. Upaya itu juga harus didukung oleh bangkitnya sektor riil, sehingga pertumbuhan ekonomi nasional akan semakin membaik, ucapnya. Ia mengatakan, rupiah akan terus melemahnya hingga jauh di atas Rp9.200 per dolar AS, apabila pasar terus menekan rupiah dengan aktifnya investor lokal membeli dolar AS. "Kami optimistik rupiah akan bisa ke arah sana, apalagi BI menyatakan rupiah yang tepat berada pada kisaran antara Rp9.000 sampai R9.500 per dolar AS, yang memicu pelaku pasar untuk melepas rupiah, karena tingkat rupiah tersebut masih rendah," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007