Wuryanti Puspitasari

Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa ancaman bencana lahar dingin di sekitar Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara makin meningkat.

"Ancaman lahar dingin meningkat seiring dengan bertambahnya material piroklastik produk erupsi Gunung Sinabung sejak Agustus 2010 hingga sekarang," kata Kepala Pusdatin Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.

Ia juga mengatakan, ada sekitar 50 juta meter kubik material piroklastik di Gunung Sinabung yang siap menjadi lahar dingin saat hujan di puncak gunung.

"Ancaman ini nyata saat banjir lahar dingin menerjang Desa Kutambaru dan sekitar Kecamatan Tiganderket," katanya.

Ia mengatakan, banjir lahar dingin di Desa Kutambaru dan sekitar Kecamatan Tiganderket terjadi pada Senin (9/5) pukul 15.45 WIB.

"Akibat banjir lahar dingin tersebut menyebabkan satu orang meninggal dunia dan satu orang lainnya masih hilang," katanya.

Selain itu, kata dia, empat orang mengalami luka ringan hingga sedang, akibat terbawa arus lahar dingin.

"Kepala BNPB, Willem Rampangilei, dalam kunjungan ke lokasi lahar dingin di Desa Kutambaru memerintahkan agar tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan dan masyarakat mencari korban hingga ketemu," katanya.

Kepala BNPB, tambah Sutopo, juga meminta pencarian korban hilang terus dilakukan,

"Kepala BNPB meminta dilakukan pencarian di lokasi kejadian dengan menelusuri aliran sungai Lau Barus," katanya.

Untuk antisipasi ke depan, kata dia, Kepala BNPB berpesan agar tidak boleh ada penghuni di wilayah zona merah.

Kepala BNPB juga meminta agar patroli dan penjagaan di pintu-pintu masuk perlu ditingkatkan.

"Sosialisasi dan pemasangan papan peringatan juga perlu ditingkatkan," katanya.

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016