"Kami meminta agar jasad Sugiarto segera dikembalikan (ditemukan, red)," ujar Pawang Buaya Rismanto Saragih saat melakukan ritual di lokasi bocah yang diterkam buaya di Sungai Rokan, Rabu.
Dalam ritualnya, pria asal Kecamatan Sinaboi ini menyebutkan nama Muhgi yang merupakan nama buaya betina yang diduga telah menerkam korban bocah Sugiarto dua hari lalu.
Di lokasi ritual, keluarga korban dan ribuan warga terlihat menunggu kehadiran buaya di pinggir Sungai Rokan tepatnya di depan Markas Kodim 0321/Rohil di Kompleks Perkantoran Batu Enam, Bagansiapiapi.
Usai menyebutkan nama Muhgi sebanyak tujuh kali, kemudian Saragih menyemaikan berbagai macam bunga yang dilemparkan ke arah Sungai Rokan, dan bahkan salah satu pakaiannya juga dilemparkan ke dalam sungai tersebut.
Setelah satu menit kemudian, ribuan warga yang menyaksikan pemanggilan buaya tersebut sempat geger karena salah satu buaya berukuran tiga keping papan menampakkan diri datang dari arah Jembatan Pedamaran I.
Namun, karena kondisi masyarakat ramai dan berisik, buaya yang sudah sempat mendekat dan menampakkan diri itu kembali menghilang.
Akhirnya sang pawang memutuskan untuk melanjutkan kembali ritual yang dilakukan pada pukul 13.00 WIB, namun hasilnya buaya tersebut tidak menampakkan wujud.
Hingga sore, buaya tersebut belum juga muncul dan jasad Sugiarto belum juga ditemukan, sementara Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohil bersama pihak kepolisian masih tetap berjaga dan melakukan patroli di sepanjang Sungai Rokan.
Sebelumnya, peristiwa itu terjadi Senin (9/5) sekitar pukul 14.30 WIB, ketika itu korban dan lima orang temannya hendak mencuci kaki di Sungai Rokan.
"Saat itu kakinya kotor, jadi dia berniat mencuci kaki. Tapi tiba-tiba ia diterkam buaya dan teman-temannya tidak bisa menolong," ujar Iwan warga yang mencari korban.
Pewarta: Netty Mindrayani/ Dedi Dahmudi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016