Jakarta (ANTARA News) - EKI Dance Company kembali menggelar seni pertunjukan tari pada tanggal 12-13 Mei 2016, pukul 19.30 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini, Jakarta.


Siaran pers EKI menyebutkan persembahan EKI Dance Company berbeda dengan pentas musikal sebelumnya seperti Madame Dasima (2001), Gallery Of Kisses, China Moon, atau pementasan berbentuk kabaret, seperti Kabaret Oriental, Kabaret Keroncong dan yang lainnya.


EKI Dance kali ini Company memadukan sejumlah karya tari yang terbaru, yang dibalut dalam pertunjukan Variety show.


Dalam setahun ini, EKI Dance Company juga telah menjadwalkan untuk menemui masyarakat penggemar seni pertunjukan lebih sering, yakni setiap tiga bulan sekali.


Dalam pementasan di bulan Mei ini mengangkat tema ETNIK KEKINIAN, dan akan melibatkan seniman dari wilayah kreatif lain, seperti Oni Krisnerwinto (Musisi), Luwi Saluaji (designer) dan Addie MS (Composer).


“Pertunjukan kali ini lebih personal dan lebih interaktif dengan masyarakat penontonnya, serta mengangkat kekayaan unsur etnik di Indonesia,“ kata Uli Herdinansyah, Produser EKI Update V 1.0 #EtnikKekinian yang juga akan menjadi host pada sesi talkshow.


Pentas berdurasi sekitar 90 menit tersebut bakal menyajikan tarian karya Rusdy Rukmarata, selaku pendiri dan koreografer senior EKI Dance Company juga beberapa karya koreografer muda di bawah naungan EKI Dance Company.


Tarian yang bakal dibawakan di antaranya adalah Windu Mataya (Jawa), Last Bow (Jepang), Bala Turangga (Jawa Tengah), Kipas Sate Maknyus (Jawa Timur) dan Kabaret Baliano (Bali). Beberapa tarian juga akan dibawakan oleh penari-penari angkatan baru yang terhitung masih remaja.


Terkait konsep tari yang sarat dengan muatan etnik, Rusdy Rukmarata selaku koreografer mengungkapkan bakal menyajikan beberapa nomor tari yang terispirasi dari tari etnik daerah yang dikemas dalam versi lain, “Tarian yang disajikan memiliki kandungan serta rasa etnik yang kental namun memiliki sentuhan penyajian modern. Dengan demikian bisa dinikmati oleh anak muda, masyarakat urban yang mungkin lebih mengenai budaya luar ketimbang budaya sendiri,“ katanya.


“Melalui pertunjukan ini kami berusaha mengenalkan sekaligus menumbuhkan rasa bangga terhadap kekayaan budaya Indonesia,” tambah Rusdy yang juga baru saja dilantik sebagai anggota Dewan Kesenian Jakarta Komite Tari ini.


EKI Dance Company adalah sanggar tari yang berdiri tahun 1996. Sebagai sanggar tari, EKI Dance Company merupakah wadah pelatihan, pentas maupun manajemen seni pertunjukan yang ditangani secara profesional.


Sebanyak 30-an penari setiap hari berlatih bersama, sebagian besar malah tinggal bersama di sanggar EKI Dance Company yang terletak di daerah Manggarai, Jakarta Selatan.


Dengan spirit “Art For The People, Art From The Heart” EKI Dance Company senantiasa menggelar berbagai karya yang terinspirasi dari kehidupan keseharian dan akrab dengan masyarakat masa kini.

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016