Wakil Bupati Bone Bolango Kilat Wartabone yang meninjau langsung lokasi banjir, Selasa, mendapatkan informasi bahwa curah hujan cukup deras selama tiga jam mengakibatkan meluapnya aliran sungai dan menjebol tanggul.
Bahkan banjir itu meluas hingga ke areal persawahan, membuat tanaman padi petani terancam gagal panen.
"Saya sudah turun ke lokasi untuk meninjau secara langsung dan sudah memerintahkan kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Kadis Pekerjaan Umum agar segera melakukan tindakan tanggap darurat," kata wabup.
Pemerintah dan warga juga harus mengantisipasi adanya banjir susulan karena mengingat intensitas curah hujan saat ini cukup tinggi di BoneBolango.
Wabup mengimbau kepada seluruh masyarakat Bone Bolango, khususnya yang berada di wilayah yang rawan banjir untuk senantiasa waspada potensi bencana tersebut.
"Jika kita lihat sungai yang ada di tempat pemukiman warga sudah mulai meluap, maka segeralah menyiapkan diri untuk mengungsi dari tempat itu. Apalagi kalau tempat tersebut merupakan langganan banjir setiap musim hujan," imbaunya.
Kepala BPBD Bone Bolango Gagarin Hunawa menjelaskan bahwa kejadian banjir di Desa Berlian dan Bongoime
Kecamatan Tilongkabila itu, diakibatkan karena adanya curah hujan yang cukup tinggi dan tersumbatnya saluran irigasi yang mengairi areal persawahan.
Sehingga menyebabkan meluapnya air sungai yang berasal dari sungai Mongolato, Lonuo, Peyapata, termasuk sungai dari irigasi Lomaya, dan akhirnya menjebol tanggul irigasi persawahan di wilayah itu.
Sesuai datayang ada saat ini, jumlah rumah yang terendam banjir di kedua desa tersebut sebanyak 124 rumah yang dihuni oleh 124 Kepala Keluarga (KK) dengan 464 jiwa.
Terdiri dari Desa Berlian 52 KK dengan 182 jiwa dan Desa Bongoime 72 KK dengan 282 jiwa.
Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016