Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak menguat sebesar 20 poin menjadi Rp13.279 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.299 per dolar AS.
"Data cadangan devisa periode April yang meningkat memberi sentimen positif bagi laju mata uang rupiah terhadap dolar AS di pasar valas domestik," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta.
Bank Indonesia menyampaikan, jumlah cadangan devisa Indonesia naik 200 juta dolar AS menjadi 107,7 miliar dolar AS hingga akhir April 2016, didorong tambahan penyerapan dana dari lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) dan juga sektor penerimaan lain.
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang stabil di atas level 40 dolar AS per barel juga turut memberikan sentimen positif bagi mata uang domestik.
Terpantau, harga minyak mentah dunia jenis WTI crude pada Selasa (10/5) berada di posisi 43,43 dolar AS per barel dan Brent crude di level 44,12 dolar AS per barel.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa penguatan mata uang domestik relatif terbatas menyusul merebaknya kenaikan suku bunga The Fed pada Juni mendatang.
"Merebaknya harapan kenaikan suku bunga The Fed pada pertemuan FOMC di Juni nanti berpotensi membalikan arah dolar AS. Apalagi, rupiah dibayangi pesimisme pertumbuhan PDB kuartal I 2016 yang di bawah harapan," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (10/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.333 dibandingkan Senin (9/5) Rp13.284.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016