Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Haris Munandar pada pembukaan Pameran Hasil Litbang dan Layanan Jasa Teknis Tahun 2016 di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa.
"Berdasarkan data laporan World Economic Forum tahun 2015, indeks daya saing Indonesia berada pada peringkat ke-37 dari 140 negara yang dinilai," ujar Haris melalui siaran persnya.
Di tingkat negara mitra ASEAN, lanjut Saleh, posisi indeks daya saing Indonesia di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand.
Oleh karena itu, peran lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) menjadi sangat penting, termasuk upaya memberikan kontribusi besar dalam mendongkrak daya saing dan produktivitas industri nasional sehingga mampu menyejahterakan rakyatnya.
Dalam upaya meningkatkan indeks daya saing Indonesia, Saleh meminta kepada badan litbang di bawah BPPI Kemenperin berperan aktif memberikan layanan jasa teknik serta komersialisasi hasil risetnya yang inovatif dan aplikatif sehingga mendukung kebutuhan industri nasional. “Dengan dukungan para peneliti dan perekayasa yang andal, diharapkan badan litbang kami dapat menjawab persoalan-persoalan di industri saat ini dan memberikan solusi guna meningkatkan daya saing dan produktivitas industri nasional,” tuturnya.
Bahkan, penyelenggaraan pameran hasil litbang industri tersebut, diharapkan juga dapat menjadi wadah komunikasi bagi para peneliti, lembaga litbang, dunia industri dan akademisi dalam menyinergikan kegiatan litbang yang akan dilakukan di masa mendatang.
“Terutama dalam mendukung arah kebijakan dan strategi pembangunan bidang industri, serta untuk memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional,” tegasnya.
Pameran yang mengusung tema Peran BPPI dalam Meningkatkan Daya Saing Industri melalui Inovasi Teknologi ini menampilkan berbagai capaian kemampuan pelayanan jasa teknis dan hasil litbang industri yang ditemukan oleh balai-balai dilingkungan Kemenperin.
Beberapa hasilnya akan dipaparkan pada Forum Bisnis, di antaranya mengenai pengembangan mikroba spesifik untuk pengolahan limbah cair industri oleh Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang.
Selain itu, perekayasaan pembangkit listrik tenaga matahari oleh Balai BesarBahan dan Barang Teknik (B4T) Bandung, serta penelitian danpengembangan pembuatan prototipe tapak rantai (track link) olehBalai Besar Logam dan Mesin (BBLM) Bandung.
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari, tanggal 10-13 Mei 2016 di Plasa Pameran Industri, diikuti sebanyak 23 unit balai di bawah BPPI Kemenperin yang meliputi 11 Balai Besar, 11 Baristand Industri dan Balai Sertifikasi Industri. Selain itu juga terdapat tiga industri yang meraih penghargaan industri hijau, satu industri pemenang piala rintisan teknologi, serta 20 industri mitraatau binaan balai-balai tersebut. Selain pameran hasil litbang dan layanan jasa teknis industri, pameran ini akan memberikan informasi dan konsultasi mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Pameran ini menjadi tiga tematik zona. Pertama, Zona IndustriHijau, menampilkan panel sel surya dan produk pewarna alamipadakain batik. Kedua, Zona Teknlogi Industri, menampilkan alatsortir biji pinang dan komponen tapak rantai tank (track link tank).Dan, ketiga, Zona Produk Pangan dan Produk Turunannya, antaralain menampilkan produk olahan ikan, kopi dan cokelat.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016