Dalam siaran pers yang diterima ANTARA News, Selasa, Kaspersky Lab menyebutkan satu dari empat pengguna internet yang berusia remaja kehilangan perangkat mobile (17 persen) atau perangkat mobile mereka dicuri (13 persen).
Remaja yang perangkatnya hilang atau dicuri tersebut juga kehilangan akses terhadap akun online mereka, atau bahkan menderita kehilangan data-data pribadi sebagai akibat hilang atau dicurinya perangkat tersebut.
Sementara itu, secara keseluruhan satu dari tujuh pengguna internet (14 persen) mengalami kehilangan atau pencurian perangkat mobile, angka ini mengalami peningkatan menjadi 26 persen untuk pengguna di bawah usia 24 tahun.
Dari pengguna umur 16 hingga 24 tahun yang terkena, 83 persen mengatakan mereka menderita konsekuensi buruk setelah kejadian itu, sedikit lebih tinggi dari rata-rata keseluruhan 77 persen.
Sepertiga (32 persen) dari remaja berusia 16-24 tahun mengalami peretasan terhadap akun online mereka sebagai dampak kehilangan atau pencurian perangkat (sementara rata-rata keseluruhan 27 persen).
Satu dari empat menderita kerugian permanen terhadap foto-foto pribadi dan video yang berharga (25 persen), bersamaan dengan bocornya informasi pribadi yang sensitif (24 persen).
Secara keseluruhan seperlima dari pengguna internet akan lebih disiplin ketika berada di tempat kerja setelah perangkat mereka hilang atau dicuri, karena di dalam perangkat tersebut terdapat data-data pekerjaan (22 persen).
Selain itu, pengguna akan menyadari bahwa rincian keuangan yang tersimpan pada perangkat telah disalahgunakan (21 persen).
Ketika pengguna mengalami kehilangan atau pencurian, maka untuk melindungi diri mereka kedepannya, hanya empat dari sepuluh yang memblokir perangkat melalui operator seluler atau melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Sementara itu, hanya 29 persen yang menghapus data-data di perangkat dari jarak jauh atau bahkan mencoba untuk melacaknya menggunakan perangkat lunak ‘find my device' (15 persen).
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016