Padang (ANTARA News) - DPD Association of the Indonesian Tours and Travel (Asita) Sumatera Barat (Sumbar) meminta pemerintah menyediakan lokasi peristirahatan di jalur-jalur utama ke daerah wisata di provinsi itu.

"Para wisatawan butuh lokasi peristirahatan seperti di jalur-jalur panjang yakni Padang-Bukittinggi, Padang-Painan, Padang-Solok," kata Ketua DPD Asita Sumbar Ian Hanafiah di Padang, Selasa.

Ia mengatakan lokasi peristirahatan khusus itu dibutuhkan agar wisatawan ataupun masyarakat setempat tidak lagi hanya beristirahat di pom bensin atau masjid di sepanjang jalur utama itu.

"Tidak mungkin pula beristirahat lama-lama di masjid atau pom bensin. Jadi perlu lokasi khusus," ujarnya.

Lokasi peristirahatan di jalur-jalur utama menuju daerah wisata itu hendaknya juga bisa memberikan nuansa alam yang menyejukan bagi wisatawan.

Selain menyediakan lokasi peristirahatan, pemerintah juga perlu membuat jalan-jalan baru untuk jalur utana ke daerah wisata sepertu Padang-Bukittinggi dan Bukittinggi-Payakumbuh.

Perlu pula jalur alternatif di kawasan Koto Baru dan Padang Luar dengan membangun jalan layang seperti di Aur Kuning, Kota Bukittinggi.

"Hal ini agar bisa mengurai kemacetan. Jadi wisatawan tidak terjebak berjam-jam hanya di jalur yang panjangnya 20 meter itu," ujarnya.

Sementara terkait akses jalan yang masih sempit seperti menuju Pantai Air Manis, ia mengatakan perlu segera membuka akses jalan yang bisa ditempuh bus besar agar masyarakat setempat bisa pula menikmati keuntungan banyak wisatawan.

Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Padang Medi Iswandi menyampaikan persoalan jalan sempit menuju Pantai Air Manis itu dapat teratasi jika jalan Nipah-Air Manis-Teluk Bayur segera diselesaikan.

"Pada 2016 ini tidak dilanjutkan dengan pengaspalan sehingga terbengkalai. Harusnya segera diselesaikan agar masalah teratasi," jelasnya.

Hal itu disebabkan masyarakat tidak benar-benar melakukan tindakan nyata mendukung pariwisata setempat sehingga ke depan perlu peningkatan kesadaran pentingnya wisata untuk ekonomi mereka.

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016