Stockholm (ANTARA News) - Wakil Perdana Menteri Swedia Asa Romson mengundurkan diri pada Senin setelah Partai Hijau pimpinannya mengajukan calon untuk menggantikannya posisinya di tengah pukulan bagi pemerintahan koalisi tengah-kiri, yang sudah goyah sejak mereka mulai menjalankan kekuasaan pada 2014.
Dengan mundurnya Romson, Perdana Menteri Sosial Demokratik Stefan Lofven terpaksa mengumumkan bahwa ia akan merombak kabinetnya sebelum akhir Mei.
Lofven mengatakan ia akan tetap memegang Partai Hijau sebagai mitra koalisi junior.
Jika Partai Hijau menarik diri dari koalisi, pihak Sosial Demokrat bisa menjalankan pemerintahan sendiri hingga 2018 kecuali jika pemilu dini diadakan.
Sebelumnya pada Senin, komite pemilihan umum Partai Hijau mengeluarkan usulan agar Romson diganti sebagai pemimpin bersama dengan alasan ia sudah tidak lagi mendapat dukungan cukup setelah munculnya serangkaian skandal yang melibatkan sejumlah anggota partai.
Komite mengajukan sesama pemimpin koalisi, Menteri Pendidikan Gustav Fridolin, tetap menjadi pemimpin dan mengusulkan Menteri Pembangunan Internasional Isabella Lovin, untuk menggantikan Romson sebagai ketua bersama.
Romson mengatakan kepada kantor berita daerah TT bahwa ia akan meninggalkan pemerintahan.
Ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Partai Hijau terus meningkat sejak munculnya masalah yang melibatkan Menteri Perumahan Mehmet Kaplan.
Kaplan bulan lalu mengundurkan diri, antara lain karena pernyataan-pernyataan yang disampaikannya tujuh tahun lalu yang membanding-bandingkan perlakukan Israel terhadap Palestina dengan penderitaan yang dialami kaum Yahudi di Jerman pimpinan Nazi.
Romson dan Fridolin telah meminta agar pertemuan akbar partai diadakan pada 13-15 Mei untuk menentukan apakah mereka harus diganti.
Pertemuan itu diperkirakan akan menghasilkan keputusan yang sejalan dengan rekomendasi yang diajukan komite.
Gelombang dukungan bagi Demokrat Swedia, yang berhaluan kanan-jauh, telah menjungkirbalikkan politik yang stabil selama berpuluh-puluh tahun dan membuat parlemen mandek.
Sebuah jajak pendapat pekan lalu menunjukkan bahwa Partai Hijau memperoleh dukungan hanya sedikit di atas 4 persen ambang penerimaan untuk kursi di parlemen. Pencapaian itu adalah yang terburuk dalam 10 tahun terakhir ini.
Dukungan bagi Sosial Demokrat juga telah menurun. Bersama-sama dengan Partai Kiri, koalisi pemerintahan mendapatkan 39 persen suara dukungan, lebih kecil dibandingkan dengan 43 persen untuk partai-partai oposisi tengah-kanan, demikian Reuters.
(Uu.T008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016