Manggarai, NTT (ANTARA News) - Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT) terancam kehilangan produksi 17.416 ton gabah kering panen (GKP) atau setara 10.449 ton beras, saat panen raya bulan Mei hingga Juni 2007 akibat bencana longsor dan banjir melanda wilayah itu. Hal itu diungkapkan Bupati Manggarai Christian Rotok saat memaparkan Laporan Kejadian dan Penanganan Bencana, kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Manggarai Barat, NTT, Rabu malam. Presiden Yudhoyono didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah rombongan seperti Manteri Pertanian Anton Apriyantono, Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi, dan Gubernur Piet A. Tallo. Kunjungan kerja Presiden di NTT selama dua hari meninjau dari dekat para pengungsi yang menjadi korban bencana longsor dan banjir di wilayah Kabupaten Manggarai, dan tatap muka dengan Kelompok Tani dan Nelayan se Propinsi NTT, di Manggarai Barat. Menurut Christian, akibat dari kehilangan produksi itu, Kabupaten Manggarai akan kehilangan masa konsumsi selama satu bulan dua minggu, atau hanya mencapai 2 bulan pada Oktober 2007. Bencana longsor dan banjir yang terjadi sejak 2 Maret 2007, memporakporandakan sawah dan ladang di 9 kecamatan, atau total kerusakan mencapai 1.471,6 hektar, terdiri atas lahan sawah 694,35 hektar dan ladang 778,25 hektar. Menurut Christian, untuk mengantisipasi rawan pangan akibat gagal panen dan gagal tanam itu, pemerintah melakukan penanganan darurat memberi bantuan beras sebesar 474.620 kg, atau senilai Rp2,37 miliar. "Selain kerusakan tanaman padi, bencana ini juga merusak areal tanaman perkebunan dan peternakan," ujarnya. Komoditi perkebunan yang rusak meliputi tanaman cengkeh, kopi, kemiri, vanili, pisang, dan sayuran, dengan total kerugian mencapai sekitar Rp532,18 juta. Sementara di sektor peternakan kerugian mencapai Rp331,53 juta akibat mati dan hilangnya ternak seperti kambing, kerbau, sapi, kuda, babi dan unggas. "Untuk penanganan darurat, pemerintah memberi bantuan benih padi dan palawija, pestisida kepada petani senilai Rp4,24 miliar, sedangkan bantuan obat-obatan peralatan pengendalian hama tanaman sebesar Rp1,65 miliar," ujar Christian. Sementara untuk merevitalisasi kerusakan areal tanaman dan peternakan, penanganan permanen akan dilakukan perbaikan 15 unit irigasi pedesaan senilai Rp1,25 miliar. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyampaikan bantuan secara simbolis berupa benih unggul seperti padi, jagung, kopi, cengkeh, senilai Rp27,16 miliar untuk sektor pertanian di seluruh NTT. "Bantuan pemerintah ini agar diigunakan sebaik-baiknya sehingga bermanfaat memulihkan sektor pertanian yang pada ujungnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat," kata Presiden.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007