Manggarai Barat, NTT (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat tidak sertamerta putus asa menghadapi musibah bencana alam di tanah air. "Kondisi itu seharusnya disikapi dengan cara memperbaiki perilaku dengan memelihara lingkungan sekitar," kata Yudhoyono dalam sambutannya pada acara tatap muka dengan perwakilan dari 1103 orang anggota kelompok tani dan nelayan se-provinsi Nusa Tenggara Timur di Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Rabu. Turut dalam rombongan Presiden antara lain Ibu Ani Yudhoyono, Menteri Kelauatan dan Perikanan Fredi Numberi, Menteri Pertanian Anton Apriantono, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, dan Juru Bicara Kepresidenan Andi Malarangeng. Dialog dua arah yang dipandu Gubernur NTT Piet A. Tallo itu juga dihadiri pemuka masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama setempat, serta para wakil pemerintahan daerah dan kecamatan. Menurut Presiden, seperti halnya sejumlah negara lain di dunia, kondisi geografis Indonesia rawan bencana, seperti tingginya gelombang laut yang bisa diikuti tsunami, gunung meletus, dan hujan yang berpotensi menimbulkan bencana longsor. "Namun itulah tantangan yang harus dihadapi, di satu sisi bencana tapi di sisi lain kita memiliki sumber daya alam yang melimpah," katanya. Yudhoyono juga menyoroti berbagai kelebihan sumber daya alam itu apabila dikelola dengan baik justru dapat dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan generasi selanjutnya. Pada kesempatan itu Presiden secara simbolis menyerahkan benih unggul seperti padi, jagung, kopi, dan cengkeh, senilai 27,16 miliar untuk sektor pertanian dan perkebunan di seluruh provinsi NTT. Ia juga menyerahkan mesin pengolah rumput laut dan kapal `landing craft tank` untuk membuka jalur transportasi pemasaran dan distribusi hasil perikanan di pesisir dan pulau-pulau kecil NTT. Acara yang dilangsungkan dengan sederhana itu cukup berkesan bagi warga yang tampak dari antusiasme peserta dialog saat menyampaikan pertanyaan pada Presiden. Pada setiap kesempatan, peserta dialog memeinta bantuan pada pemerintah seperti modal kerja, peningkatan fasilitas pendidikan dan kesehatan. Menanggapi hal itu Presiden menjelaskan Indonesia sangat luas dan besar sehingga bantuan yang diberikan pemerintah dilakukan bertahap. "Bantuan diberikan sesuai prioritas, saat ini era desentralisasi sehingga anggaran bisa dikeluarkan peemrintah pusat, bisa juga dikeluarkan pemerintah provinsi, kabupaten, maupun kecamatan," katanya. Yang terpenting, lanjutnya, tidak ada daerah yang berkecil hati karena bantuan tidak diberikan ekaligus sehingga tidak ada yang merasa ditelantarkan. Acara tatap muka itu digelar di lokasi Tempat Pelelangan Ikan, di bawah tenda plastik berwarna biru yang menghadap ke laut. Di sela-sela dialog, seorang warga, Khusnul Chotimah berusia delapan tahun memberanikan diri maju ke panggung kecil tempat Presiden dan rombongan duduk, lantas berusaha menyodorkan amplop berwarna coklat. Bocah kecil itu sempat dihadang pengawal Presiden, namun Yudhoyono mempersilahkannya mendekat dan menerima amplop yang menurut Chusnul berisi surat titipan dari ibunya. Presiden langsung berdialog sejenak dengan Chusnul dan berjanji membaca isi surat itu. Usai acara tersebut Presiden menyempatkan diri meninjau wilayah pinggir pantai dan berbincang dengan warga nelayan yang tidak melaut.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007