"Kami sangat menyadari adanya potensi besar kemungkinan terjadi bencana tsunami di daerah ini, apalagi berdasarkan informasi BMKG, Pesisir Barat merupakan wilayah yang menjadi perlintasan gempa bumi," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Barat Hasnul Abrar, dihubungi dari Bandarlampung, Minggu.
Menurut dia, sepanjang 210 kilometer wilayah Kabupaten Pesisir Barat diikuti oleh garis pantai, sehingga kemungkinan akan adanya bahaya tsunami sangat besar.
"Atas dasar itulah, kami melakukan antisipasi dengan menyiapkan pusat-pusat evakuasi untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat saat terjadi bencana tersebut," ujarnya.
Ia melanjutkan, upaya itu dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak menimbulkan korban yang besar saat terjadi bencana alam itu.
"Sebanyak 120 titik evakuasi ini tersebar di 10 kecamatan dengan ketinggian rata-rata 40 meter di atas permukaan laut," kata Abrar lagi.
Idealnya, ia melanjutkan, tempat evakuasi bencana tsunami adalah 70 meter di atas permukaan laut, namun karena rata-rata ketinggian di daerah itu hanya 40 meter yang sudah masuk dalam kategori aman sehingga dapat dijadikan sarana evakuasi.
"Ketinggian itu sudah cukup aman sebagai tempat evakuasi, sehingga kami tepat mempergunakannya. Hanya saja satu daerah yaitu Pulau Pisang tidak memiliki sarana evakuasi tsunami tersebut," kata dia pula.
Ia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, karena semua bencana pasti mengeluarkan tanda-tanda saat akan terjadi.
"Rata-rata musibah tsunami baru akan terjadi jika gempa bumi berkekuatan di atas 7 skala Richter (SR). Untuk wilayah Pesisir Barat sendiri belum pernah mengalami musibah tsunami dan mudah-mudahan tidak akan pernah terjadi," katanya lagi.
Dalam rangka peringatan dini, pihaknya juga telah menjalin kerja sama dengan BMKG, sehingga apabila terjadi bencana gempa bumi masyarakat akan segera mengetahuinya melalui short mesagge service (SMS).
Pewarta: T Subago & Agus S
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016