Tanah Datar, Sumbar (ANTARA News) - Warga sejumlah daerah di Sumatera Barat (Sumbar), hingga kini lebih memilih tidur di tenda yang didirikan di halaman ketimbang di dalam rumah karena khawatir adanya gempa susulan. Wartawan ANTARA News melaporkan dari Tanah Datar, Rabu, sepanjang jalan dari Padang Panjang ke Bukit Tinggi tenda-tenda darurat terlihat masih bertebaran di halaman rumah penduduk, banyak di antaranya dibuat ala kadarnya asalkan bisa menjadi tempat istirahat. Salah seorang warga Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Ediyanto (33), mengatakan dirinya bersama keluarganya lebih memilih tidur di tenda karena memberikan rasa aman. Menurut dia, tenda itu dibuat sebisa mungkin asalkan bisa digunakan untuk berteduh sementara, namun jika hujan datang mereka terpaksa harus begadang karena tenda yang dihuninya itu bocor. Ia mengatakan, untuk sementara ini pola hidup pengungsi seperti "kelelawar" karena jika malam hari begadang dan siang hari tidur. "Kami juga mewaspadai kehadiran pencuri yang memanfaatkan rumah yang kosong," katanya polos. Hal senada dikatakan Juliar (44), warga Batipuh Tanah, yang mengaku dirinya sampai sekarang masih trauma akan kejadian gempa pada 6 Maret 2007. "Saya masih trauma dan belum berani pulang, Rabu dinihari sempat terjadi dua kali gempa susulan yang lumayan terasa," katanya. Ia mengaku musibah gempa kali ini, terbilang paling parah dibandingkan kejadian gempa pada 2004 karena banyak rumah yang roboh. "Pada 2004, gempa memang besar tapi tidak banyak merusak rumah," ujarnya. Keduanya berharap agar pemerintah memberikan bantuan dana untuk memperbaiki rumah seperti yang dilakukan pada musibah gempa 2004 lalu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007