Bandung (ANTARA News) - Kubu Persib Bandung terancam sanksi "partai usiran" atau bertanding di luar wilayahnya, menyusul insiden masuknya ribuan penonton ke dalam Stadion Siliwangi, Bandung, Rabu, yang memaksa pertandingan babak kedua tim "Maung Bandung" lawan Persema Malang harus tertunda selama 90 menit. Pengamanan di luar Stadion Siliwangi itu agaknya rapuh, sehingga mampu dijebol penonton yang tertahan di luar lapangan akibat kehabisan tiket pertandingan. Kapasitas Stadion Siliwangi Bandung yang sekira 20.000 orang tidak lagi mencukupi menampung antusiasme penonton Persib Bandung. "Dengan kenyataan ini, Persib hanya menunggu keputusan dari BLI apabila sanksi itu harus kami terima. Yang jelas pertandingan bisa dilangsungkan lagi dengan lapangan bersih dari penonton," kata Wakil Ketua II Panpel Persib, H. Oce Permana yang didampingi Humas Panpel, Endan Suhendra. Namun, ia bersyukur, karena Persema Malang, wasit dan pengawas pertandingan mau melanjutkan pertandingan meski tertunda 90 menit. Bludakan penonton yang ingin menyaksikan pertandingan di Stadion Siliwangi itu tidak terlepas dari tidak adanya siaran langsung pertandingan di televisi swasta nasional maupun lokal. "Kejadian seperti ini sebenarnya yang kami khawatirkan, tadinya berharap ANTV bisa memberikan permintaan TV lokal Bandung untuk menyiarkan secara langsung pertandingan Persib ini, namun tidak satupun yang mendapatkan izin siaran itu. yah beginilah akhirnya," kata Wakil Ketua II Panpel Persib H Oce Permana. Ia mengakui kapasitas Stadion Siliwangi Bandung tidak lagi mencukupi, namun hal itu biasanya bisa disiasati dengan siaran langsung di TVRI Bandung atau TV swasta lokal Bandung. Pihak Panpel sudah berusaha menyediakan layar lebar di luar lapangan, namun tidak berfungsi akibat turun hujan dan jaringannya terputus. "Upaya sudah dilakukan, namun tidak berfungsi. Meski terancam sanksi kami akan mencoba memberikan pembelaan," kata Oce. Terkait kemungkinan partai usiran, Panpel Persib belum berkomentar banyak dan menunggu keputusan dari PSSI. Sementar itu Assisten Manajer Persib Bandung, Jajang Nurjaman menyatakan timnya akan mengantisipasi kemungkinan jatuhnya sanksi bertanding tanpa penonton pada partai usiran. "Melihat kenyataan yang ada besar kemungkinan sanksi itu akan kita (Persib) dapatkan, kami akan mengantisipasi itu," kata Jajang Nurjaman. Namun demikian, kubu Persib Bandung `salut` kepada para bobotoh yang semula menerobos ke seatle ban lapangan akhisnya secara sukarela dan sportif mau keluar stadion itu sebagai bentuk tanggung jawab agar pertandingan babak kedua bisa berlangsung lagi. "Persib berterima kasih kepada bobotoh yang rela keluar lapangan agar Persib bisa bertanding lagi pada babak kedua, itu bentuk sportif namun saya minta ke depan tidak lagi memaksakan masuk dengan cara menjebol pintu gerbang stadion," kata Ketua Umum Persib, H Dada Rosada seusai pertandingan. Dada sempat turun tangan dan secara persuasif meminta penonton yang menjebol pintu gerbang untuk secara suka rela dan tertib keluar dari stadion. Ia juga akan berusaha agar pertandingan tuan rumah Persib bisa disiarkan secara langsung melalui layar kaca. Sementara itu, Humas Panpel Persib, Endang Suhendra, menyatakan sejauh ini belum mempersiapkan stadion untuk partai usiran karena akan menunggu keputusan dari BLI PSSI atas insiden itu. "Belum tahu apa keputusan BLI tentang insiden itu, namun yang jelas pertandingan berhasil diselesaikan dengan hasil akhir 4-2," kata Endan Suhendra. Sedangkan, kubu Persema yang diwakili Assisten Manajernya, Masturi menyatakan timnya tidak merasa `terpaksa` melakukan pertandingan meski ada peluang untuk meminta pertandingan ditunda. "Kami ikut bertanggung jawab terhadap Kota Bandung, kami tidak ingin Bandung rusak akibat pertandingan ini. Kalau bicara kerugian jelas ada karena pemain kami pada babak kedua down. Secara fair kami akui Persib bermain bagus," katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007