Istanbul (ANTARA News) - Polisi Turki pada Sabtu (7/5) menahan dua tersangka lainnya terkait percobaan penembakan terhadap seorang wartawan negara itu saat menanti vonis di luar gedung pengadilan Istanbul.

Seorang pria bersenjata berusaha menembak Can Dundar, pemimpin redaksi koran sekuler "Cumhuriyet", pada Jumat (6/5), beberapa jam sebelum dirinya dijatuhi hukuman lebih dari lima tahun penjara karena mengungkap rahasia negara.

Penyerang itu berteriak "pengkhianat" sebelum menembakkan setidak-tidaknya dua tembakan beruntun. Dundar tidak terluka, tapi melukai seorang wartawan peliput sidang.

Pria berusia 40 tahun dari kota Anatolia di Sivas yang melakukan penembakkan itu langsung ditahan di tempat kejadian.

Polisi Turki menahan dua tersangka yang dilaporkan menjadi rekan penembak. Kantor Berita Anadolu melaporkan bahwa tidak ada seorang pun yang segera tersedia untuk memberikan pernyataan dari kantor polisi Istanbul.

Pengadilan menjatuhi hukuman kepada Dundar selama lima tahun dan 10 bulan penjara, sementara itu rekannya Erdem Gul selama lima tahun penjara. Mereka didakwa menayangkan rekaman untuk menunjukkan badan intelijen negaranya mengirim senjata ke Suriah pada 2014.

Mereka sebelumnya terancam hukuman hingga seumur hidup karena dituduh dengan beberapa pasal pidana, seperti mencoba untuk menggulingkan pemerintah.

Presiden Turki Tayyip Erdogan telah mengakui bahwa truk, yang dihentikan oleh petugas dan polisi dalam perjalanan ke perbatasan Suriah pada Januari 2014, adalah milik organisasi intelijen negara.

Dia mengatakan, truk itu membawa bantuan untuk Pasukan Turkmen yang memerangi Presiden Suriah Bashar al-Assad dan kelompok militan IS.

Erdogan, yang disebut sebagai pelapor dalam kasus itu, telah menuduh kedua wartawan itu merusak reputasi internasional Turki dan bersumpah Dundar akan "membayar mahal".

Pernyataan Erdogan itu meningkatkan kekhawatiran oposisi tentang keadilan persidangan.

Turki telah mengendalikan surat kabar dan media penyiaran oposisi, serta menghentikan satelit media pro-Kurdi, dan menuduh kegiatan mereka terkait dengan terorisme.

Bulan lalu pejabat senior keamanan Turki termasuk di antara 34 terdakwa yang diadili dengan tuduhan memiliki hubungan dengan pembunuhan seorang wartawan terkemuka Armenia, Hrant Dink, satu dasa warsa lalu.

Dink ditembak mati di siang hari di tengah keramaian kawasan Istanbul pada 2007.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016