Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mendukung peran pengusaha nasional dalam upaya peningkatan produksi migas melalui optimalisasi pemanfaatan kemampuan perusahaan, jasa dan barang migas nasional. "Setelah usulan kongkrit disampaikan, saya akan pertemukan dengan menteri-menteri terkait untuk mengambil langkah yang diperlukan," kata Wapres Kalla, sebagaimana dikutip Ketua Umum Kaukus Migas Nasional (KMN), Effendi Siradjudin, usai bersama pengurus KMN berdialog dengan Wapres, di Jakarta, Rabu.Dalam pertemuan yang menyinggung produksi minyak nasional sebesar 30 persen menjadi 1,3 juta barel per hari (bph) pada 2009, Wapres juga mengisyaratkan menggaet dukungan dari Bank Indonesia dan kalangan perbankan nasional. Pemerintah sudah memerintahkan bank-bank nasional untuk segera membiayai proyek besar seperti jalan tol, pembangkit tenaga listrik, pelabuhan udara, dan sebagainya. "Hal yang sama mestinya dapat diberlakukan untuk sektor migas, karena pemerintah juga siap memberi jaminan," tegasnya. Selama ini telah banyak melakukan terobosan besar teknologi di bidang energi. Misalnya, membangun pembangkit listrik batu bara untuk mengurangi ketergantungan terhadap solar serta proyek elpiji untuk menggantikan minyak tanah. "Itu semua dilakukan untuk mengurangi subsidi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta melibatkan perusahaan nasional," ujarnya. Ketua Umum KMN Effendi Siradjudin menyampaikan, target peningkatan produksi minyak nasional mesti diletakkan dalam sebuah strategi besar industri migas berjangka panjang yang berpihak kepada perusahaan nasional dan mampu memperkuat kemandirian nasional. Hal itu antara lain berlandaskan fakta masih dominannya peran perusahaan asing, khususnya di sektor hulu migas yang mencapai 80 persen. Kegiatan industri migas nasional, menurut Effendi, kini melibatkan setidaknya 7.000 perusahaan nasional (hulu-hilir) dengan jumlah tenaga kerja mencapai 1 juta orang dan 4 juta tenaga kerja tidak langsung. "Mereka masih dapat dioptimalkan untuk mendukung pencapaian target produksi, seiring dengan menurunnya kegiatan eksplorasi migas di Indonesia," ujar Effendi. Melalui Wapres, Kaukus Migas telah mengajukan sejumlah usulan dan langkah terobosan untuk mendukung target peningkatan produksi minyak 1,3 juta bph. Antara lain, melalui penyederhanaan prosedur dan percepatan proses persetujuan di BP Migas dan di pemerintah daerah, yang memungkinkan percepatan produksi. "Produksi juga dapat dipercepat melalui penerapan kembali perlakuan khusus (lex specialist) untuk kegiatan industri migas," kata Effendi. Peningkatan produksi yang melibatkan perusahaan migas nasional juga sangat dimungkinkan, mengingat bangsa Indonesia sudah mampu menunjukkan kemampuan mengelola bisnis migas, baik dalam pengoperasian maupun pemilikan saham lapangan migas di dalam dan di luar negeri. "Kuncinya adalah adanya kemudahan dalam mendapatkan kredit bank untuk perusahaan migas nasional," tegas Effendi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007