"Kita sudah imbau agar tidak ada aksi corat coret maupun konvoi kendaraan, tetapi tetap ada siswa yang melakukannya," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sumbar, Syamsulrizal di Padang, Sabtu.
Menurutnya, agar aksi tersebut tidak dilakukan, pengumuman hasil UN sengaja dilakukan pada sore hari, bahkan ada yang dilakukan setelah magrib.
"Sebagian daerah seperti Kota Padang malah mengambil kebijakan untuk meliburkan siswa SMA dan SMK sederajat pada hari pengumuman agar tidak ada aksi corat coret dan konvoi," katanya.
Agar lebih maksimal, cara pengumuman hasil UN menurutnya diserahkan pada masing-masing daerah. Ada yang menggunakan short message service (sms), surat, mengundang langsung orang tua siswa, maupun melalui website sekolah.
Namun, antisipasi yang telah dilakukan itu tidak sepenuhnya ampuh, karena hampir di 19 kabupaten dan kota di Sumbar, ada saja siswa yang merayakan dengan aksi corat coret.
Di Padang, puluhan siswa dari sejumlah SMA terpaksa diamankan oleh Satpol PP setempat karena dinilai meresahkan masyarakat dengan tindakan corat coret dan konvoi kendaraan.
Selain di Padang, aksi corat coret juga dilakukan siswa di Padang Panjang, Payakumbuh dan Limapuluh Kota.
Salah seorang siswa di Padang, Andi mengatakan, aksi corat coret itu sudah seperti tradisi, sehingga saat jadwal pengumuman, ada saja siswa yang membawa cat.
"Ini hanya ekspresi kebahagiaan," katanya.
Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016