Anggota Komisi IV DPR RI Fadly Nurzal di Medan, Sabtu, mengatakan, realisasi layanan asuransi pertanian (Asuransi Usaha Tani Padi/AUTP) dinilai belum maksimal sesuai potensi yang ada.
Kondisi itu dikhawatiran karena kalangan belum sepenuhnya mengetahui program tersebut sehingga kurang tertarik mengikutinya.
Kalau mengetahui manfaatnya, petani akan tertarik dan diyakini akan mengupayakan berbagai cara untuk ikut dalam program meski uangnya belum ada.
"Masalahnya, petani sudah merasa butuh atau tidak terhadap asuransi itu," katanya.
Menurut Fadly, jika dikaji secara mendalam, program AUTP tersebut layak didukung karena sangat memberikan manfaat bagi petani.
Namun banyak petani yang masih enggan untuk mengikuti program AUTP tersebut karena tidak mengetahui manfaat dan keuntungan yang akan didapatkan.
Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian perlu meningkatkan sosialisasi terhadap program AUTP tersebut guna menambah tingkat realisasinya.
"Pemerintah harus meyakinkan petani bahwa asuransi itu solusi bagi mereka," katanya.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu beranggapan, pemerintah harus dapat meyakinkan petani bahwa sektor pertanian tersebut lahan kehidupannya.
Untuk itu, diperlukan dukungan dan perlindungan melalui AUTP. "Kalau petani tidak respek, harus dievalusasi, ada apa," ujar Fadly Nurzal.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) OJK Firdaus Djaelani mengatakan, realisasi AUTP hingga kuartal I-2016 ini telah mencapai 30 persen dari target areal tanam padi seluas satu juta hektare.
"Jadi dari asuransi pertanian kita, dari target satu juta hektare, (realisasinya) sekitar 30 persen. Karena memang dari 17 provinsi yang sudah dipilih, kemudian 60-an kabupaten yang dijadikan ujicoba, belum bisa semuanya dilaksanakan," katanya.
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016