... itu membuktikan bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain tentang robot...Jember, Jawa Timur (ANTARA News) - Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Intan Ahmad, mengatakan, robot Indonesia mampu bersaing di tingkat global.
Kualitas mahasiswa Indonesia tidak kalah dengan mahasiswa asing.
"Tim Robotik Universitas Islam Sultan Agung Semarang menyabet gelar juara umum pada kontes robot internasional di Amerika Serikat dan hal itu membuktikan bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain tentang robot," kata dia, di Jember, Jawa Timur, Sabtu.
"Tim Robotik Universitas Islam Sultan Agung Semarang menyabet gelar juara umum pada kontes robot internasional di Amerika Serikat dan hal itu membuktikan bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain tentang robot," kata dia, di Jember, Jawa Timur, Sabtu.
Dia katakan itu usai membuka acara Kontes Robot Indonesia Regional IV di Politeknik Negeri Jember, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Dalam beberapa kali kejuaraan di tingkat internasional, lanjut dia, Indonesia mampu mendapatkan tempat yang terbaik, sehingga membuktikan bahwa inovasi robot eksperimental yang dibuat mahasiswa Indonesia diakui negara lain di dunia.
"Hal itu prestasi luar biasa, inovasi dan kreativitas yang dikembangkan mahasiswa, sehingga kita mampu berkompetisi dan berinovasi dengan bangsa lain terkait robotik itu," tuturnya.
Ia mengapresiasi para peserta yang ikut dalam kegiatan Kontes Robot Indonesia Regional IV karena mahasiswa dituntut membuat inovasi dalam membuat robot yang sudah ditentukan kriterianya.
"Dari beberapa regional kontes robot Indonesia, yang paling ketat persaingannya memang di regional IV dan pemenang di regional IV akan berkompetisi di kontes robot tingkat nasional yang akan digelar pada Juli 2016 di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya," katanya.
Sementara Ketua Panitia Kontes Robot Indonesia 2016, Nugroho Wibowo, mengatakan, Kontes Robot Indonesia (KRI) 2016 diikuti sebanyak 91 tim dari 34 perguruan tinggi negeri dan swasta yang mempertandingkan lima divisi.
Dalam beberapa kali kejuaraan di tingkat internasional, lanjut dia, Indonesia mampu mendapatkan tempat yang terbaik, sehingga membuktikan bahwa inovasi robot eksperimental yang dibuat mahasiswa Indonesia diakui negara lain di dunia.
"Hal itu prestasi luar biasa, inovasi dan kreativitas yang dikembangkan mahasiswa, sehingga kita mampu berkompetisi dan berinovasi dengan bangsa lain terkait robotik itu," tuturnya.
Ia mengapresiasi para peserta yang ikut dalam kegiatan Kontes Robot Indonesia Regional IV karena mahasiswa dituntut membuat inovasi dalam membuat robot yang sudah ditentukan kriterianya.
"Dari beberapa regional kontes robot Indonesia, yang paling ketat persaingannya memang di regional IV dan pemenang di regional IV akan berkompetisi di kontes robot tingkat nasional yang akan digelar pada Juli 2016 di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya," katanya.
Sementara Ketua Panitia Kontes Robot Indonesia 2016, Nugroho Wibowo, mengatakan, Kontes Robot Indonesia (KRI) 2016 diikuti sebanyak 91 tim dari 34 perguruan tinggi negeri dan swasta yang mempertandingkan lima divisi.
Itu adalah Kontes Robot (Asia-Pasifik Broadcasting Union) ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) tipe beroda, KRPAI tipe berkaki, Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), dan Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI).
"Sebanyak 91 tim itu terdiri dari 17 tim KRAI, 30 tim KRPAI tipe beroda, 25 tim KRPAI tipe berkaki, lima tim divisi KRSBI, dan 14 tim KRSTI," tuturnya.
Sebanyak 34 perguruan tinggi negeri dan swasta berlaga dalam Kontes Robot Indonesia Regional IV meliputi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.
"Kami berharap sebagai tuan rumah bisa memenangkan juara umum KRI 2016, namun kami mengimbau kepada peserta dari Polije untuk tetap tenang dan memberikan karya yang terbaik saja, tanpa memikirkan harus menang," katanya.
"Sebanyak 91 tim itu terdiri dari 17 tim KRAI, 30 tim KRPAI tipe beroda, 25 tim KRPAI tipe berkaki, lima tim divisi KRSBI, dan 14 tim KRSTI," tuturnya.
Sebanyak 34 perguruan tinggi negeri dan swasta berlaga dalam Kontes Robot Indonesia Regional IV meliputi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.
"Kami berharap sebagai tuan rumah bisa memenangkan juara umum KRI 2016, namun kami mengimbau kepada peserta dari Polije untuk tetap tenang dan memberikan karya yang terbaik saja, tanpa memikirkan harus menang," katanya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016