Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 10 menara (tower) rumah susun sederhana (rusuna) mulai dibangun di kawasan Pulogebang, Jakarta Timur, pada akhir Maret 2007 sebagai bagian dari program percepatan pembangunan rusuna di wilayah perkotaan. "Kita sudah mendapatkan modal swasta untuk membangun 10 tower rusuna di Pulogebang. Insya Allah mereka siap dan peluncurannya akhir bulan ini," kata Menteri Perumahan Rakyat (Menpera), M. Yusuf Asy`ari, di Gedung Departemen Keuangan (Depkeu), Jakarta, Rabu. Yusuf menyebutkan, pembangunan 10 tower rusuna itu akan dikerjakan oleh delapan developer, namun ia tidak hafal nama-nama developer tersebut. "Pulogebang memang merupakan yang paling siap dari sisi penyediaan lahan (milik Perumnas) dan perijinannya," katanya. Ketika ditanya pers mengenai rusuna tipe berapa saja yang akan dibangun di Pulogebang itu, Yusuf mengatakan, hal itu tergantung dari permintaan pasar, tetapi untuk rusuna maksimal adalah type 36. Menurut Yusuf, dari delapan perusahaan pengembang perumahan itu yang akan membangun 10 tower rusuna di Pulogebang, dan mereka juga akan membangun tower rusuna di lahan milik sendiri. "Ada tiga developer yang ingin membangun di luar Pulogebang, seperti di Jalan Perintis Kemerdekaan Jakarta Timur, di Cipayung dekat Taman Mini, dan di Kebagusan," katanya. Ia juga menyebutkan, pihaknya sudah berdiskusi dengan Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan (Sesjen Dephan), Sjafrie Sjamsoddin, tentang rencana pembangunan tower rusuna di Sunter dan Berlan. "Tapi, itu langkah berikutnya, kedua atau ketiga," katanya. Pemerintah menargetkan pembangunan seribu tower rusuna dalam lima tahun mendatang, dan jika semua tower rusuna bisa mencapai maksimal 20 lantai, maka penyediaan rusuna akan mencapai sekitar 600.000 unit. Berdasar studi yang pernah dilakukan, ia menambahkan, pembangunan rusuna di wilayah perkotaan dapat menghemat biaya transportasi masyarakat sekira Rp12,1 triliun setiap tahunnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007