"Kami mau menghadiri acara pernikahan saudara di Jakarta, meskipun sudah berangkat sejak pagi, sampai pukul 2 siang, masih terjebak di jalur Puncak. Akhirnya kami memilih pulang kembali ke rumah di Kelurahan Solok Pandan, Cianjur," kata Aria (45) pengendara asal Cianjur saat ditemui di Kawasan Puncak, Kamis.
Ia menuturkan, sejak pukul 8 pagi, jalur Puncak hingga Gunung Mas yang biasa ditempuh selama beberapa belas menit, harus ditempuh selama 3 jam karena padatnya kendaraan dari kedua arah terutama dari arah Bogor, sehingga mereka terjebak beberapa kali sistim satu arah yang diberlaukan pihak kepolisian.
Sementara menjelang malam antrian kendaraan terlihat di sejumlah titik rawan kemacetan di jalur Puncak hingga Cipanas, seperti pertigaan Hanjawar, KebunRaya Cibodas, Pasar Cipanas dan Jalan Raya Pasekon, dimana di sepanjang jalur tersebut terdapat hotel, rumah makan dan pusat perbelanjaan.
Bahkan di sejumlah titik terlihat kendaraan tidak bergerak selama beberapa menit baik dari arah Puncak maupun sebaliknya dari arah Cipanas menuju Puncak, Bogor dan seterusnya.
Ratusan petugas terlihat kewalahan untuk melakukan sejumlah rekayasa arus kecuali mengarahkan pengendara untuk mengunakan jalur alternativ yang mulai mengalami hal yang sama.
"Sejak pagi hingga malam menjelang, volume kendaraan yang memasuki kawasan Puncak-Cipanas, terus meningkat, kami perkirakan volume kendaraan akan terus bertambah hingga malam minggu," kata seorang petugas Lantas di Pertigaan Hanjawar.
Ia menjelaskan, sejumlah jalur alternatif di jalur tersebut, mengalami hal yang sama meskipun pihaknya telah melakukan sejumlah rekayasa arus, dimana sebagian besar pendatang memadati jalur tersebut dengan tujuan hotel, vila dan tempat wisata yang terdapat disejumlah jalur alternativ seperti Hajawar-Pacet, Balakang-Sukaresmi dan Pacet-Sukaresmi tembus Hanjawar.
"Sistim buka tutup satu arah belum bisa mengatasi kepadatan arus, sehingga penyekatan dilakukan disejumlah titik untuk menghindari macet total. Kami mengimbau penguna jalan untuk tertib lalulinta dan antri karena volume kendaraan padat hingga malam," katanya.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016