Kediri (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung penuh rencana dari perpustakaan nasional (Perpusnas) yang berniat mendaftarkan cerita Panji menjadi warisan Unesco sebagai "Memory of the World" atau MOW.
"Kami sejauh ini sudah komunikasi wacana realisasi itu dan mudah-mudahan bisa dilakukan," kata Sekretaris Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nono Adya Supriyatno ditemui saat menghadiri acara serah terima mobil bioskop keliling di Goa Selomangleng Kediri, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengatakan, untuk proses penetapan warisan budaya dunia, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan. Bahkan, untuk penetapan pun harus melalui berbagai tahapan dan kajian.
Pihaknya juga sangat mendukung rencana untuk mendaftarkan cerita Panji sebagai warisan Unesco tersebut. Bahkan, optimistis jika bisa masuk dalam daftar warisan dunia itu.
Namun, lanjut dia, pemerintah daerah pun harus proaktif. Ia pun juga mengaku sudah komunikasi dengan pemerintah kota terkait dengan berbagai macam kajian, dan sampai saat ini kajian pun belum ada yang konkret. Ia meminta pemerintah daerah untuk serius melakukan berbagai kajian, sebagai syarat.
Selama ini, tambah dia, warisan yang terdata di Unesco merupakan benda dan tak benda, sementara untuk cerita belum ada. Cerita Panji bisa dikatakan sebagai warisan tak benda. Cerita Panji merupakan warisan budaya Indonesia.
"Pemerintah daerah juga harus seriusi dan kirim surat ke pusat, nanti akan diantar ke Unesco," katanya menganjurkan.
Pemerintah Kota Kediri, juga mengapresiasi rencana dari Perpusnas tersebut yang berniat mendaftarkan cerita Panji menjadi warisan Unesco sebagai "Memory of the World" atau MOW.
"Kami sebagai orang yang hidup, lahir dan sekarang tinggal dimana cerita Panji itu dulu ada, kami berkewajiban untuk lebih giat lagi, menggali dan melestarikan serta mengembangkan cerita Panji ini," kata Kepala Dinas Kebudayaan Parwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar.
Nur juga mengatakan tidak mengklaim cerita Panji dari Kediri, namun di Kediri juga masuk dalam historis cerita Panji, yang ditelusuri dari berbagai peninggalannya misalnya Goa Selomangleng, Taman Sekartaji, hingga nama daerah di Kota Kediri.
"Cerita Panji itu kaya versi dan kaya fragmen, ada potongan tertentu, dan dari cerita besarnya ditampilkan potongan-potongan, tapi biasanya sama, hanya menggunakan dialeg yang beda, bahasa yang beda," ujar Nur.
Perpusnas mulai melakukan penggalangan. Saat ini, Perpusnas sudah menyiapkan formulir untuk mengirimkan resmi usulan ini dan Unesco akan mengumumkan hasilnya pada pertengahan 2017. Penasehat Perpusnas sekaligus mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wardiman Djojonegoro aktif melakukan rencana tersebut.
Cerita Panji dimulai di abad ke-13 atau pada masa awal Kerajaan Majapahit. Panji merupakan kisah tradisional Jawa Timur yang berasal dari abad ke-13 yang kemudian menyebar ke beberapa wilayah dan negara lain. Cerita itu melibatkan kisah percintaan antara Pangeran dari Daha dan Ratu dari Kediri. Yang laki-laki adalah Inu Kertapati dan yang perempuan Dewi Anggraeni dari Kediri.
Sejalan dengan berkembangnya Kerajaan Majapahit pada Abad ke-14 dan ke-15, Panji juga ikut tumbuh sehingga menyeberang ke Bali, Lombok, Kalimantan, dan ikut dibawa ke Malaysia, Kamboja, Vietnam, dan Thailand.
Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016