Jakarta (ANTARANews) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong setiap daerah, khususnya di tingkat kabupaten/kota, untuk meningkatkan produksi lokal serta memiliki kreativitas dan inovasi dalam mengolahnya.

"Pondasi utama dari daerah adalah kegiatan yang produktif, dengan inovasi dan kreativitas dari daerah masing-masing. Tanpa inovasi dan kreativitas, maka akan sulit dicapai kemajuan bagi daerah itu sendiri," kata Wapres saat memberikan sambutan dalam pengukuhan pengurus Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di JIExpo Kemayoran Jakarta, Kamis.

Kemajuan suatu daerah, lanjut Wapres, tergantung pada produktivitas masing-masing daerah antara lain dalam bidang pertanian, industri dan jasa. Hasil dari peningkatan produksi tersebut kemudian dapat memberikan pemasukan ekonomi bagi daerah.

Dalam bidang pertanian, peningkatan dapat dilakukan dengan menaikkan jumlah dan kualitas hasil produksi. Selain itu, industri di suatu daerah harus digalakkan guna memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

"Sampai hari ini, penduduk itu akan terus menerus berpindah dari daerah ke kota, pedalaman masuk kota. Sehingga, apabila pertanian di daerah berhasil maka akan muncul kemakmuran daerah yang baik," katanya.

Upaya pemerintah daerah dalam membina masyarakatnya untuk berinovasi dan berkreasi terhadap produksi lokal tersebut dapat menjadi tolok ukur keberhasilan otonomi di daerah tersebut.

"Hasil otonomi ditentukan apakah daerah itu meningkatkan kesejahteraannya atau tidak, dan itu ditandai oleh berbagai indikator yang salah satunya kemampuan pemerintah daerah membiayai daerahnya dengan hasil-hasil lokal tersebut," jelas Wapres.

Di hadapan ratusan bupati, Wapres juga mengingatkan supaya pemerintah kabupaten tidak bergantung pada dana alokasi umum dan dana alokasi khusus dari pemerintah pusat.

"Bila banyak daerah masih bergantung pada DAU dan DAK saja, maka 80 persen daerah itu tidak bisa dikatakan sudah memberi inovasi dan kreativitas yang baik," ujarnya.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016