Bandarlampung (ANTARA News) - Komunitas Dongeng Dakocan di Lampung mengajari cara mendongeng yang efektif sebagai salah satu media untuk menanamkan nilai kepada anak sehingga memerlukan pemahaman yang tepat agar orang tua dapat mendongeng dengan baik.
Koordinator Kreatif Komunitas Dongeng Dakocan Iin Muthmainnah, dalam workshop mendongeng yang diselenggarakan Gramedia dalam gelaran Children Fantasia bekerja sama dengan Komunitas Dongeng Dakocan, di Area Bazar Buku Gramedia Bandarlampung, Rabu, menegaskan peran mendongeng yang penting bagi anak itu.
Dalam sesinya itu, Iin menegaskan bhwa imajinasi penting sebagai pemantik kecerdasan anak dan dongeng mengajarkan hal itu.
"Bagaimana memberi makna kepada kata, menjadi kuncinya. Dongeng hanya sebagai metode, bagaimana kita menanamkan nilai lewat teknik dan pemilihan cerita yang tepat, itu yang lebih penting," ujarnya pula.
Dalam workshop itu, Iin memberikan tips dongeng yang baik. Salah satunya, perlu diketahui bahwa semua anak suka cerita, diajak bernyanyi dan bermain. "Tinggal bagaimana orang tua, menyesuaikan dengan gayanya," katanya lagi.
Menurutnya, cerita seperti apa yang pantas diberikan bagi anak, tergantung dengan rentang usia anak. Semakin rendah usia, semakin simpel cerita yang diberikan. Orang tua dapat memilih dari banyak cerita yang ada, kata Iin pula.
Dia memberikan panduan rentang usia 2-7 tahun anak masih dalam tahap pra-operasional konkret, sehingga perlu dipilih cerita dengan contoh nyata, seperti bagaimana memakai sepatu kiri-kanan.
Ia melanjutkan, untuk anak usia SD, berada di tahap operasional konkret, sehingga cerita abstrak seperti Malin Kundang sudah bisa diberikan pada tahapan ini.
Sedangkan untuk anak usia SMP lebih pada cerita inspirasi, cerita tentang tokoh seperti Einstein dan begitu seterusnya, katanya.
Tips berikutnya, kata Iin, adalah gimik, yaitu teknik muncul atau awal bercerita yang juga penting untuk membangun ketertarikan anak agar larut dalam cerita.
Selain tips tersebut, Iin juga mencontohkan beberapa cara mendongeng yang baik kepada peserta workshop yang hadir.
Menurut Iin, selama hampir 15 tahun Dakocan berdiri, salah satu permasalahan yang kerap ditanyakan adalah mencari dan memilih cerita.
Dia menuturkan, banyak orang tua dan guru yang bingung mencari cerita. Karena itu, dalam workshop ini juga dijadikan momen bagi Dakocan memperkenalkan website yang berisi konten-konten cerita dengan alamat: www.dakocan.org.
Ia menyatakan, siapa saja bisa mengambil cerita-cerita yang ada dalam web ini. Kebanyakan cerita yang ada, berupa cerita rakyat daerah Lampung. Hal ini juga untuk melestarikan lagi budaya dan kearifan lokal yang ada.
Rani dari Gramedia Lampung mengatakan, event ini diselenggarakan dalam menyambut Hari Pendidikan Nasional.
Menurutnya, tema Children Fantasia dipilih dengan melihat fenomena masyarakat saat ini, khususnya anak-anak, agar kembali menikmati imajinasi dan bermain.
Bagi Dakocan sendiri, kata Iin Muthmainnah, kegiatan ini sebagai bagian dalam mendukung Pekan Pendidikan Indonesia, yaitu merayakan pendidikan selama bulan Mei bersama puluhan komunitas pendidik dan non-pendidikan yang tergabung pada Pesta Pendidikan se-Indonesia.
Pesta Pendidikan merupakan inisiatif dari page facebook Komunitas Guru Belajar, yaitu komunitas pendidik untuk berdiskusi dan berbagi praktik cerdas pengajaran dan pendidikan yang diinisiasi oleh Kampus Guru Cikal.
Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016