Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono meluncurkan program Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas) pada pembukaan Konferensi Menteri-Menteri Pendidikan Asia Tenggara/SEAMEO Council Conference yang menghubungkan 533 simpul di 33 provinsi, 441 kota/kabupaten, lebih dari 3.600 SMA dan lebih dari 84 perguruan tinggi dan 61 Kantor Dinas Pendidikan di seluruh Indonesia. "Jaringan Pendidikan Nasional atau Indonesia Education Network telah menyambungkan komunikasi dan informasi dari provinsi-provinsi di Indonesia, yakni dari Aceh hingga Papua," kata Presiden Soesilo dalam pidato di Nusa Dua, Bali, Rabu. Jejaring Pendidikan Nasional berbasis Internet dan Intranet dikembangkan di 10 provinsi, yakni seluruh provinsi di Pulau Jawa, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Bali, dan Sumatera Selatan. "Program Jardiknas akan menata dan memperkuat tata kelola pendidikan nasional sebab program ini membantu pemerintah melakukan komunikasi langsung dengan sekolah dan dinas pendidikan di daerah," kata Mendiknas Bambang Sudibyo, seusai acara pembukaan Konferensi SEAMEO dan Peluncuran Jardiknas. Indonesia dengan penduduk terbanyak keempat di dunia dengan 247 juta jiwa, dengan keragaman etnik, geologi, geografi, bahasa daerah, dan 17 ribu pulau memungkinkan terjadinya pertukaran pandangan, wawasan dan pengalaman dengan memanfaatkan ICT. Sementara itu, Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Depdiknas, Gatot Hari Priyo, mengatakan jaringan tersebut sudah terpasang 25 persen di SMA/SMK/Madrasah Aliyah (MA) di seluruh Indonesia. Sedangkan, di perguruan tinggi dibentuk jaringan tersendiri yang baru tersambung untuk seluruh perguruan tinggi negeri. "Semua itu terkait untuk meningkatkan mutu guru dan pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi. Antara lain, bisa belajar dari jarak jauh," katanya. Besarnya spektrum permasalahan yang harus dikelola Depdiknas, baik persoalan guru, murid, rehabilitasi sekolah serta kondisi geografis yang sering menjadi kendala telah mendorong pemerintah mengembangkan sistem jejaring berbasis informasi teknologi (IT), katanya. "Sistem tersebut bermanfaat untuk membangun infrastruktur dan konektivitas informasi dan teknologi skala nasional di lingkungan Depdiknas. Selain itu,untuk mendukung proses belajar mengajar berbasis ICT," katanya. Melalui penerapan sistem jejaring IT untuk bidang pendidikan diharapkan akan mempermudah pelayanan dan mempercepat penanganan masalah pendidikan antar daerah di seluruh Indonesia, tambahnya. Dalam Konferensi SEAMEO ke-42 juga akan didiskusikan target yang telah dicapai masing-masing negara dalam pengembangan ICT untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di sekolah. "Kita akan bertukar pengalaman pengembangan ICT dalam peningkatan mutu pendidikan, seperti di Malaysia dikenal dengan nama Smart School yang telah diimplementgasikan sejak 2000, demikian pula Singapura dan Thailand memiliki cara sendiri-sendiri dalam pemanfaatan ICT," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007