Jakarta (ANTARA News) - Inovasi Pembiayaan yang diusung pemerintah, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mampu mendukung ketersediaan bahan baku industri agro.
Demikian disampaikan Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto saat mendampingi Menteri Perindustrian Saleh Husin bertemu Kadin di Jakarta, Rabu.
"Program ini bisa meningkatkan produktivitas petani sehingga betul-betul dari sisi industri mampu menjaga ketersediaan bahan baku untuk kepentingan hilirisasi," ujar Panggah.
Menurut Panggah, sebelum adanya inovasi pembiayaan, tidak ada jaminan pasokan bahan baku untuk operasional industri agro, termasuk jika terjadi kelangkaan.
Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani memaparkan, Inovasi Pembiayaan merupakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Plus, yang akan mencakup biaya hidup petani swadaya selama masa panen beserta asuransi tanaman yang ditanam.
"Selama masa panen, program ini akan menjamin biaya hidup petani. Asuransinya juga diperuntukan bagi tanaman, yang mungkin ada yang gagal panen atau lainnya. Kami juga memberi pembinaan dan pendampingan," ujar Rosan.
Menurutnya, biaya hidup dan asuransi tersebut masuk dalam KUR yang diajukan petani dengan kisaran bunga 9 persen, disesuaikan dengan jenis tanaman dan daerahnya.
Program yang akan diluncurkan pada 23 Mei 2016 ini membidik satu juta petani untuk terlibat hingga tiga tahun mendatang, yang diawali dengan petani kelapa sawit, jagung dan kopi.
Ia menambahkan, program tersebut telah diuji coba kepada petani kelapa sawit dan terbukti mampu meningkatkan produktivitasnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016