Saya berasal dari non liga, dari sepak bola amatir, dan ketika saya tiba di Cagliari, di Divisi Ketiga, dan kami kemudian masuk Serie A, itulah dongeng pertama saya
Jakarta (ANTARA News) - Keberhasilan Leicester City disebut luas oleh media massa sebagai laksana kisah dalam dongeng-dongeng fiksi, namun bagi manajer Claudio Ranieri dongeng Leicester ternyata bukan dongeng pertamanya karena dia sudah mengalami sewaktu menukangi klub Italia, Cagliari.

The Foxes akan menerima trofi juara Liga Utama Inggris Sabtu pekan ini setelah pertandingan kandang terakhir mereka musim ini melawan Everton.

Ranieri menyebut momen itu sebagai kejayaan bermahkota, seperti dia pernah alami sewaktu menjadi pelatih pertama sepak bola di Cagliari.

"Ya, salah satu yang terbaik. Saya tak melupakan kapan saya memulai, di mana saya mengawali dan di divisi mana. Saya berasal dari non liga, dari sepak bola amatir, dan ketika saya tiba di Cagliari, di Divisi Ketiga, dan kami kemudian masuk Serie A, itulah dongeng pertama saya," kata Ranieri.

"Saya cinta dongeng ini. Tentu saja menjuarai Liga Premier itu sesuatu sekali. Namun di lubuk hati saya selalu yang ini (Cagliari)."

Sementara itu, kapten Wes Morgan, yang menciptakan gol penyama kedudukan saat menahan seri 1-1 Manchester United Minggu pekan lalu, mengaku emosi telah mendorongnya tampil lebih baik ketika mengangkat trofi Sabtu nanti.

"Saya akan mencoba menahan untuk menangis. Ini akan sangat emosional," kata dia kepada Sky Sports. "Setelah euforia awal, banyak orang yang tidak mempercayai pada apa yang telah terjadi. Banyak tangisan. Saya tak bisa mempercayainya."

"Saya tak mengira kami akan ada di posisi ini. Perjalanan yang kami tempuh itu fantastis. Ini pencapaian yang tidak akan dicapai lagi," kata dia seperti dikutip laman ESPN.




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016