Melalui akun Facebook-nya, Yusril mengunggah pernyataan atas reaksinya terhadap insiden itu.
"Saya tidak berminat melaporkannya ke polisi. Saya maafkan sajalah pelakunya," kata Yusril dalam unggahan yang mendapat 66 like itu.
Yusril tidak menganggap hal itu "teror mental dan sejenisnya" yang membuatnya berhenti dari pencalonan, sebaliknya menganggap wajar terjadi dalam demokrasi.
"Tapi demokrasi memerlukan kedewasaan agar kita hidup damai dalam perbedaan. Orang yang menuangkan cat ke mobil saya itu anggap saja belum dewasa dalam berdemokrasi sehingga dia gunakan cara-cara seperti itu untuk mengekspressikan perbedaan pendapat dan kepentingannya," katanya.
Yusril mendapat perlakuan tak menyenangkan saat menghadiri syukuran warga di Bidara Cina, Jakarta Timur, kemarin.
Mobil Mercedes Benz nomor polisi B 1206 miliknya disiram oleh orang tak dikenal, namun Yusril tidak menuduh warga Bidaracina sebagai pelakunya.
"Sebagian besar warga Bidaracina meski hidup sederhana malah cukup dewasa dalam berdemokrasi. Mereka melawan Gubernur Ahok tidak gunakan cara-cara brutal, tapi menggunakan hukum untuk mengalahkan Gubernur dan mereka berhasil," tutupnya.
Akibat insiden itu, saat ini tagar #SaveYusril sempat menjadi trending topic di Twitter pagi ini.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016