Jakarta (ANTARA News)- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Rabu pagi menembus level 9.200 menjadi 9.245/9.250 dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya pada level 9.190/9.215 atau merosot sebanyak 55 poin. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara (HS) Tbk, Yusuf, di Jakarta, mengatakan para pelaku lokal dengan agresif membeli dolar AS yang memicu greenback menguat tajam. Pelaku lokal memburu mata uang asing itu, setelah adanya kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi AS makin melambat. Situasi tersebut dimanfaatkan oleh pelaku lokal untuk membeli dolar AS sebanyak-banyaknya, katanya. Namun pelaku lokal untuk sementara tidak mengikuti langkah yang dilakukan pelaku asing yang melepas dolar AS dan membeli yen, yang mendorong mata uang Jepang itu naik tajam. Dolar AS terhadap yen merosot mencapai 115,88 dan euro pada 115,16. Menurut dia, merosotnya rupiah juga tertekan oleh melemahnya pasar saham Asia seperti indeks Nikkei Jepang melemah 2,2 persen, indeks Kospi, Korea Selatan 1,156 persen dan SP/ASX 200, Australia sebesar 1,6 persen. Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) untuk sementara tidak bereaksi melihat rupiah terpuruk, karena mempunyai kebijakan lain kapan harus masuk pasar dan melakukan intervensi, katanya. Koreksi terhadap mata uang lokal itu oleh rupiah diperkirakan hanya sesaat melihat potensi pasar cukup positip dan pada penutupan sore nanti akan kembali menguat karena faktor eksternal cenderung mendukungnya. Kondisi ini juga harus didukung oleh BI melakukan intervensi pasar dengan membeli rupiah dan melepas dolar AS, sehingga rupiah kembali berada di atas level Rp9.100 per dolar AS, ucapnya. Ia mengatakan rupiah seharusnya bergerak naik, apalagi penawaran obligasi Retail Indonesia (ORI) yang ditawarkan bank-bank dalam negeri banyak diminati pelaku. Situasi ini seharusnya mendorong pergerakan rupiah terhadap dolar AS menguat yang didukung pula oleh sentimen positip dari pasar regional dengan merosotnya dolar AS terhadap yen. (*)
Copyright © ANTARA 2007