Sepuluh tahun terakhir kita anti-pinjaman luar negeri kan, padahal belum tentu buruk. Karena pinjaman luar negeri kan bunganya masih di bawah 5 persen, sedangkan bond (surat utang negara/SUN) kita yield-nya 10 persen,"
Jakarta (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai pinjaman luar negeri belum tentu menjadi opsi yang buruk terutama untuk membiayai pembangunan infrastruktur.
"Sepuluh tahun terakhir kita anti-pinjaman luar negeri kan, padahal belum tentu buruk. Karena pinjaman luar negeri kan bunganya masih di bawah 5 persen, sedangkan bond (surat utang negara/SUN) kita yield-nya 10 persen," kata Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter Kementerian Bappenas Sidqy L P Suyitno saat ditemui di Kantor Pusat Bappenas, Jakarta, Selasa.
Sidqy menuturkan, komposisi SUN sendiri saat ini sebanyak 40 persen sudah dimiliki asing. Padahal, batas aman komposisi asing dalam obligasi pemerintah dinilai berada di kisaran 20 persen.
Menurut Sidqy, kendati SUN dinilai memiliki zero risk atau nyaris tanpa risiko, namun jika ada guncangan ekonomi global, arus dana keluar (capital outflow) tetap akan sulit dicegah.
Di pasar modal sendiri, yang rentan terhadap terjadinya capital outflow, komposisi dana yang dimiliki asing bahkan mencapai 60 persen dari sekitar Rp4.000 triliun.
"Itu Rp2.300 triliun (60 persen dana asing di pasar modal) yang sedetik bisa terbang semua. Kalau SUN kan tidak, tapi kalau ada proxy war (perang proksi) ya bisa aja pemerintah asing nekan kita. Asing selalu punya kepentingan," ujar Sidqy.
Oleh karena itu, lanjutnya, pinjaman luar negeri jangan terlalu dianggap sebagai pilihan yang buruk, apalagi jika pemerintah memang membutuhkan dana besar untuk pembangunan infrastruktur.
"Tapi yang jelas untuk pinjaman, kita sedang menengok pinjaman yang project loan, pinjaman untuk proyek infrastruktur," kata Sidqy.
Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia sendiri pada Februari 2016 mencapai 311,5 miliar dolar AS. ULN Indonesia didominasi oleh ULN sektor swasta sebesar 164,6 miliar dolar AS (52,8 persen dari total ULN).
Sedangkan ULN sektor publik pada akhir Februari 2016 mencapai 146,9 miliar dolar AS (47,2 persen dari total ULN).
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016