Jakarta (ANTARA News) - Merasa mampu menjalani profesi lain, penyiar TVRI Tia Diran memilih mundur di tengah kisruhnya manajemen stasiun televisi tempatnya bekerja. "Saya pilih mundur, tetapi saya hadir di sini atas dasar setia kawan dan hati nurani," kata pembawa acara Dian Rana itu, saat ditemui wartawan ketika mengikuti jalannya Rapat Dengar Pendapat TVRI dan Komisi I DPR, di Jakarta, Selasa. Dalam rapat antara lain di bahas tentang kinerja TVRI yang selama enam bulan terakhir hanya menayangkan program siaran ulangan. Menurut Tia, kisruh di manajemen TVRI muncul setelah Dewan Direksi yang dipimpin I Gde Arsana selaku Direktur Utama dan Rully C selaku Direktur Program dan Berita memberlakukan kebijakan baru yang membuat nasib 1.000 karyawan, termasuk sebagian besar tenaga penyiar, menjadi tidak menentu. "Saya tahu TVRI kegemukan. Tetapi seharusnya kebijakan efisiensi diberitahukan terlebih dahulu, tidak langsung dan membuat karyawan kebingungan," katanya. Ia mengaku tidak ingin melihat kehancuran TVRI akibat ketidakbecusan para pengambil keputusan. "Walau sudah keluar, saya tidak rela. Saya sudah 20 tahun mengabdi di TVRI," katanya. Ketika ditanyakan tentang pekerjaan lain yang akan dilakukannya, Tia menyatakan dirinya bisa menjadi penerjemah simultan dan menjadi pembawa acara berbagai kegiatan. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007