... lebih banyak dilakukan dengan cara melompat dari gedung bertingkat dan menabrakkan diri ke kereta saat hendak memasuki stasiun...
Taipei, Taiwan (ANTARA News) - Sekitar 15 persen dari 4.341 bunuh diri dan percobaan bunuh diri, yang dilaporkan ke pusat krisis di Taipei pada 2015, terkait dengan stres di tempat kerja, kata statistik Pusat Pencegahan Bunuh Diri pemerintah kota tersebut.
Konsultan Psikologi Chiu Yung-lin menyarankan orang memeriksakan kejiwaan melalui keadaan jasmani, kata kantor berita Taiwan CNA, Selasa.
Jika seseorang mengalami gejala, seperti, sakit kepala, sulit tidur, kulit buruk, radang mulut terus-menerus, sakit dada atau mabuk, denyut jantung cepat, punggung dan leher sakit, atau kelebihan asam dan perut sakit, maka ia dapat mengalami kerusakan pada kekebalan karena tekanan.
"Semakin banyak gejala muncul, semakin banyak tubuh terpapar dengan stres," kata Chiu.
Dia berulang kali menyarankan seseorang mengepalkan tangan atau mengangkat bahu, kemudian meletakkan lengan ke bawah sebagai cara cepat dan mudah untuk bersantai.
Jika membutuhkan banyak pertolongan, masyarakat dapat melakukan konsultasi di pusat kesehatan mental atau latihan, melukis atau menulis sebagai saluran untuk mengurangi ketegangan, demikian menurut Chiu.
Departemen Kesehatan dan Pusat Pencegahan Bunuh Diri Taiwan akan bersama-sama menggelar konferensi kesehatan psikologi di tempat kerja dan pencegahan bunuh diri di Kantor Pengembangan Pemuda pada 1 Juni mendatang.
Bunuh diri di Taiwan lebih banyak dilakukan dengan cara melompat dari gedung bertingkat dan menabrakkan diri ke kereta saat hendak memasuki stasiun.
Sekitar tiga tahun yang lalu, seorang tenaga pengajar di salah satu kampus terkemuka di Taipei bunuh diri dengan cara meloncat dari ruang kerjanya di lantai atas.
Untuk mencegah tindakan bunuh diri, beberapa stasiun MRT di Taipei dilengkapi dengan pagar pengaman. Namun pagar tersebut dapat terbuka secara otomatis bersamaan dengan terbukanya pintu-pintu gerbong MRT.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016