Dakar, Senegal (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS) dan Senegal pada Senin (2/5) menandatangani kesepakatan kerja sama untuk mempermudah pengiriman pasukan Amerika ke negara Afrika Barat itu guna menangkal krisis kemanusiaan, bencana alam atau serangan teroris.
"Terorisme tidak mengenal batas dan sangatlah penting bagi semua untuk bekerja sama," James Zumwalt, duta besar Amerika Serikat untuk Senegal, dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Menteri luar Negeri Senegal Mankeur Ndiaye di Dakar.
"Kami yakin kesepakatan itu akan membantu militer Amerika Serikat dan Senegal memperkuat kerja sama bersama untuk menghadapi ancaman terhadap kepentingan bersama kami," tambahnya.
Sekitar 40 personel Departemen Pertahanan Amerika Serikat saat ini ditempatkan di Senegal menurut Komando Amerika Serikat di Afrika. Kedutaan Amerika Serikat di Dakar mengatakan jumlah itu tidak akan ditingkatkan berdasarkan kesepakatan itu.
"Kesepakatan ini tentang akses, tentang pengiriman saat ada keinginan mendesak dan kedua pihak sepakat," Zumwalt mengatakan.
Kesepakatan itu mengatur hak-hak dan tanggung jawab akan akses Amerika Serikat ke depannya ke sejumlah fasilitas di Senegal guna melakukan latihan gabungan dan kemungkinan pengerahan pasukan.
Menteri Luar Negeri Ndianye mengatakan pakta itu merupakan yang pertama dari jenisnya di Sub-Sahara Afrika dan akan meningkatkan kemampuan Senegal untuk merespons tantangan yang semakin besar.
"Krisis tidak selalu dapat diprediksi, itulah mengapa kesepakatan ini adalah kesepakatan jangka panjang," kata dia seperti dilansir kantor berita Reuters.
Senegal menghadapi peningkatan ancaman dari kelompok ekstremis menyusul serangkaian serangan mematikan di sejumlah negara tetangga yang diklaim oleh Al Qaeda in Islamic Maghreb.
Kelompok itu telah menjelaskan bahwa Senegal berada dalam sasaran mereka karena kedekatan ikatannya dengan Prancis, yang sekitar 3.500 tentaranya bertempur bersama tentara regional melawan kelompok bersenjata di Afrika Barat.
Militer Amerika Serikat menggunakan Senegal sebagai pos sejak 2014 untuk memindahkan pasukan, pekerja kesehatan dan perlengkapan ke Afrika Barat guna memerangi penyebaran virus Ebola yang mematikan. (Uu.KR-MBR)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016