Bandung (ANTARA News) - Perekrutan 5.000 karyawan yang dilakukan PT Pos Indonesia pada tahun 2016 menjadi proses perekrutan terbanyak sepanjang sejarah perusahaan logistik nasional itu.
"Jumlah karyawan yang direkrut direncanakan lebih dari 5.000 orang, tergantung hasil tes akhir. Jumlah itu adalah perekrutan terbesar yang dilakukan PT Pos Indonesia selama ini," kata itu Direktur SDM dan Umum PT Pos Indonesia Febriyanto dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Bandung, Selasa.
Ia menyebutkan, perekrutan karyawan besar-besaran itu untuk memperkuat kompetensi bisnis di bidang kurir, logistik, ritel, dan jasa keuangan, PT Pos Indonesia (Persero).
Langkah itu perekrutan dilakukan untuk memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) Pos sesuai dengan rencana bisnis yang akan dijalankan Perusahaan.
Secara simbolis para pekerja outsourching PT Pos Indonesia telah menerima surat pengangkatan dari Dirut PT Pos Indonesia Gilarsi W Setijono yang dihadiri Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri dan Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Dyah Pitaloka di Gedung Pos Ibukota di Jakarta, Ahad lalu.
Menurut Febriyanto rekrutmen diutamakan berasal dari tenaga Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), tenaga Outsourcing OS) dan Intake Renewal sehingga mereka bisa langsung bekerja di tempat masing-masong.
Para karyawan baru tersebut akan ditempatkan di seluruh unit pelaksana teknis Pos Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memperkuat operasional bisnis Pos yang semakin berkembang saat ini.
Ia menjelaskan Proses seleksi dimulai bulan Februari 2016 dengan pendaftaran secara online dan dilaksanakan dalam beberapa tahapan dengan sistem gugur. Tahap pertama seleksi administrasi dan penilaian kecakapan, Tahap kedua tes potensi/ psikotes, tahap ketiga Wawancara dan validasi data serta seleksi tahap IV kesehatan.
Proses perekrutan dilakukan dengan melibatkan partisipasi Serikat Pekerja Pos Indonesia dan dalam pelaksanaannya menggandeng konsultan rekrutmen yang independen dan berkompeten, mulai dari proses seleksi hingga tes akhir.
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016