"Kalau total investasi, kalau misalnya tahap pertama 1,5 juta (Teus) plus 250 ribu mobil dioperasikan ini menghasilkan cash flow sehingga tidak perlu ada pinjaman tambahan dan lain sebagainya," kata Jonan usai melakukan rapat terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Presiden Joko Widodo bersama Jonan dan sejumlah menteri terkait telah melakukan rapat terbatas mengenai rencana pembangunan Pelabuhan Patimban tersebut.
Jumlah investasi itu tergantung dengan kurs karena tidak seluruh perlengkapan pelabuhan dapat diproduksi di dalam negeri, jelas Menhub.
Kendati demikian, Jonan mengatakan arahan Presiden adalah melakukan negosiasi dengan seluruh pihak untuk mendapatkan yang terbaik bagi kepentingan bangsa Indonesia.
"Rencana pembangunan dimulai awal 2017 dan 2019 bisa mulai pengoperasian. Tahap 1 itu kapasitasnya sekitar 250 ribu kendaraan," kata Jonan.
Target cakupan peti kemas yang dapat diterima oleh Pelabuhan Patimban adalah 7,5 juta Teus pada 2037.
Menhub mengatakan Patimban menjadi salah satu lokasi dari beberapa pilihan lokasi yang ada di Jawa Barat bagian utara.
Jonan mengatakan pemerintah perlu membangun pelabuhan internasional atau pelabuhan utama di Jawa Barat karena adanya kompleks industri di Karawang, Cikarang, Cikampek hingga Purwakarta.
Sebelumnya, pemerintah telah membatalkan pembangunan pelabuhan di wilayah Cilamaya pada awal April 2015 karena dikhawatirkan mengganggu lalu lintas kapal tanker dari sejumlah anjungan minyak lepas pantai yang berlokasi di Karawang.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016