Makassar (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia (DI) berencana akan memproduksi pesawat N-219 untuk kebutuhan domestik, khususnya untuk armada patroli militer dan kepolisian. Wakil Presiden Direktur PT DI, Rudhy M. Makobombang, mengemukakan hal itu seusai acara Forum Konsultasi dan Koordinasi Pengembangan Pesawat Terbang Kelas FAR 23 yang digelar Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika di Makassar, Selasa. Ia mengatakan bahwa target pasar produk pesawat jenis baru ini adalah pemerintah dan institusi militer (TNI/Polri) dengan harga tiga juta dolar Amerika Serikat (AS) per unit. PT DI sendiri menargetkan untuk mmeproduksi minimal 100 unit N-219 yang berkapasitas 19 penumpang tersbeut. Rudhy menuturkan, pesawat N-219 ini dirancang dengan design range 495 nautical mile (mil laut) dengan kondisi maksimal payload 917 km dan memiliki kemampuan tinggal landas/mendarat pada landas pacu di bawah 600 meter, serta mampu melakukan multi-hop, khususnya beroperasi pada remote area atau berpatroli tanpa perlu penambahan bahan bakar (refueling). Pesawat yang memiliki dua mesin dengan konfigurasi multi-role itu memiliki kemampuan melakukan banyak operasi, antara lain sebagai pesawat penumpang, cargo, patroli, evakuasi dan pemetaan. Rencananya, pesawat itu akan menggantikan Casa 212 dan twin otter yang selama ini beroperasi melayani rute-rute perintis. Rudhy mengakui, saat ini pesawat-pesawat yang dioperasikan untuk melayani rute-rute perintis pada umumnya telah berusia lebih dari 20 tahun. "Pesawat-pesawat itu boros bahan bakar dan membutuhkan biaya mahal untuk perawatan mesinnya," jelasnya.Ia mengemukakan, pesawat tersebut akan dilengkapi dengan peralatan berteknologi mutakhir dan irit bahan bakar termasuk biaya perawatannya. Sementara itu, Direktur Redland Merchant Capital/RMC (perusahaan modal ventura), Aji Sananto, mengatakan bahwa pihaknya siap membiayai investasi pengembangan pesawat N219 ini. Diprediksi, biaya investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan pesawat ini berkisar 35 juta hingga 75 juta dolar AS dalam tiga tahun. Selain pembiayaan investasi, RMC juga akan memfasilitasi kebutuhan pendanaan Pemda untuk keperluan pembelian pesawat. "Kami juga siap memfasilitasi Pemda untuk membeli pesawat ini, asalkan ada jaminan sumber pembayaran dari pemerintah setempat seperti dana alokasi khusus (DAU) selama tiga tahun berturut-turut dari pemerintah pusat," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007