Lebak, Banten, (ANTARA News) - Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispora) Kabupaten Lebak Syahida menyebutkan adat Baduy kini menjadikan ikon wisata Lebak karena tidak dimiliki oleh semua daerah di Tanah Air.
"Kita bangga memiliki masyarakat Baduy yang hingga kini mempertahankan adat dari leluhurnya," kata Syahida di Lebak, Minggu.
Pemerintah daerah akan membangun objek wisata adat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak agar mendatangkan wisatawan domestik maupun mencanegara.
Masyarakat adat Baduy sangat dikenal mencintai pelestarian hutan dan lahan agar hijau serta asri. Masyarakat Baduy antara lain melarang melakukan penebangan pohon. Sebab, penebangan pohon itu dapat mengakibatkan kerusakan hutan yang pada akhirnya bisa menimbulkan malapetaka seperti bencana alam.
Keunikan masyarakat Baduy yang juga tetap mempertahankan adat leluhurnya menolak kehidupan modernisasi, telah mendunia dan menjadi daya tarik wisatawan.
Masyarakat Baduy hidup di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar dengan luas lahan 5.110 hektare yang terdiri dari 3.000 hektare hutan adat dan 2.110 hektare permukiman, serta jumlah penduduk di atas 11.000 jiwa.
Perkampungan masyarakat Baduy menolak pembangunan jalan aspal, penerangan listrik, lembaga pendidikan, rumah permanen, elektronika, kendaraan dan lainnya.
Bahkan, masyarakat Baduy Dalam yang menggunakan pakaian putih-putih hingga kini selalu berpergian dengan berjalan kaki tanpa kendaraan, sekalipun ke Jawa Timur.
"Kami berharap potensi wisata Baduy dapat dibanjiri wisatawan domestik dan mancanegara," katanya.
Untuk mendongkrak pengunjung wisata Baduy, pemerintah daerah membangun infrastuktur. Sebab, pembangunan wisata Baduy itu sesuai dengan nawacita pemerintah guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Kami optimistis objek wisata Baduy mendunia, seperti kehidupan komunitas suku Aborigin di Australia, suku Amish di Amerika Serikat, atau suku Incha di Manchu Pichu Peru," katanya.
Ia mengatakan, objek wisata Baduy cukup menarik untuk dijadikan wisata penelitian antropologi.
Pewarta: Mansyur
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016