Masyarakat beranggapan rokok itu tidak berbahaya karena semua racun pada tembakau telah diserap oleh air ..."
Lubuklinggau (ANTARA News) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Lubuklinggau, Ibnu Mundzakir, menyebutkan pihaknya terus memantau peredaran rokok yang diduga kuat ada kandungan narkoba berupa campuran sabu-sabu cair dan ganja.
Salah satu produk rokok merek tertentu yang beredar dan mulai disenangi masyarakat saat ini disinyalir memiliki kandungan narkoba cair bercampur ganja, sehingga masyarakat harus waspada bila mengisap rokok sembarang merek, katanya di Lubuklinggau, Minggu.
Dikatakannya, saat ini rokok mengandung narkoba itu mulai banyak digemari, khususnya kalangan anak muda karena rasanya berbeda dibanding merek lain, dan dilaporkan seolah mengandung rasa buah-buahan.
"Kalau zaman dulu rokok jenis itu hanya dipakai sebatas hisapan saja, tapi sekarang disalahgunakan untuk memabukan dan banyak dicari masyarakat," katanya.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada karena banyak cara yang ditempuh para bandar narkoba untuk mengedarkan barang haram itu, sehingga sulit terpantau oleh petugas.
"Kita akan terus menindak lanjuti peredaran narkoab lewat rokok merk tertentu itu, jika memang terindikasi ada campuran narkoba, maka pengedarnya akan diberikan sanki hukum sesuai undang-undang narkoba," ujarnya.
Kepala Seksi Pemberantasan Narkoba BNN Kota Lubuklinggau, AKP Sukirman, menjelaskan bahwa saat ini masyarakat sedang trennya merokok merek tertentu, bahkan telah menjadi bagian dari pergaulan.
Menurut penggemarnya, asap rokok itu beraroma buah-buahan membuat orang-orang menjadi penasaran untuk mencobanya, akhirnya rokok tersebut dijadikan pilihan dengan alasan lebih menyehatkan ketimbang merokok tembakau biasa.
"Masyarakat beranggapan rokok itu tidak berbahaya karena semua racun pada tembakau telah diserap oleh air didalamnya, namun mereka belum mengetahui campuran rokok tersebut," tuturnya.
Ia mengatakan, pihaknya sedangn memantau dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penyebaran informasi, karena mencurigai maraknya penggunaan rokok tersebut di kalangan masyarakat.
Selain itu, dikemukakannya, disinyalir ada modus baru dalam mengkonsumsi narkoba, seperti sabu cair dimasukkan dalam kaleng lem mengandung bensin, sehingga sulit untuk terdeteksi.
"Sekarang para bandar sabu lebih lihai, mereka meletakan sabu cair dalam kaleng lem aebon, dan sekarang juga diduga memasukan zat narkoba dalam rokok merek tertenu untuk diedarkan ke pelosok daerah," ujarnya.
Dalam proses pemantauan itu juga dibahas mengenai maraknya penipuan mengatas namakan BNN untuk mengambil keuntungan pribadi.
"Hal itu terungkap ada yang menawarkan jasa dari BNN untuk pengguna barang haram yang tengah dibasmi saat ini," ujarnya menambahkan."
Pewarta: Zulkifli Lubis
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016