Manila (ANTARA News) - Sebuah bom molotov Selasa meledak di luar stasiun radio di satu kota Filipina selatan, kata polisi. Tak seorangpun cedera dalam pemboman dinihari terhadap mobil van DXCC yang digunakan siaran, yang diparkir di luar halaman kantor radio di kota Cagayan de Oro, sekitar 810 kilometer sebelah selatan Manila. Ely Saludar, manajer Jaringan Radio Mindanao, yang juga pemilik dan operator DXCC tersebut mengatakan, ledakan menghancurkan van tersebut dan membuat dinding beton di halaman retak. "Ini jelas melibatkan urusan politik. Para penyiar kami mendapat ancaman mati karena pandangan-pandangan mereka yang keras," ujarnya. Pemboman yang berlangsung Selasa itu merupakan kejadian terakhir dari banyak serangan terhadap para wartawan di Filipina. Pada bulan lalu, Hernani Pastolero, 64 tahun, redaktur suratkabar mingguan provinsi ditembak tewas di depan rumahnya di dekat Kota Cotabato. Komite untuk Perlindungan Wartawan yang bermarkas di New York mengelompokkan Filipina dengan Afghanistan sebagai negara di Asia yang jumlah wartawannya paling banyak dibunuh pada tahun lalu. Perhimpunan Wartawan Nasional di Filipina mengatakan bahwa pada tahun 2006, 11 wartawan dibunuh. Sedangkan pada tahun 2005, 10 wartawan juga dibunuh di Filipina, yang sebagian besar laporan mereka adalah mengenai korupsi dan kegiatan ilegal di pemerintahan. Sebagian besar pembunuhan-pembunuhan itu masih belum terungkap siapa pelakunya, demikian DPA.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007