Manado (ANTARA News) - Tiga orang meninggal dunia dan 25 Kepala Keluarga (KK) diungsikan dilokasi aman, akibat banjir bandang di Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara (Sulut), Senin (12/3). Sekretaris Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) Sulut, JJ Mongkaren, Selasa, di Manado, mengatakan, tiga orang meninggal akibat terbawa arus sungai di Desa Klabat, Kecamatan Dimembe. Ketiga korban meninggal berhasil ditemukan di Sungai Mewelanen pada pukul 13.00 -15.00 Wita, yakni Welly Pansode (26), istrinya Selvie Yongenger (25) dan anak Yunita Pansode. Sementara 25 KK dari Desa Pinenek, Maen dan Klabat, yang mengalami banjir bandang sudah diungsikan oleh tim SAR, pihak kepolisian dan pemerintah kabupaten Minut, serta Satkorlak Sulut, kebeberapa lokasi aman. "Sampai saat ini masyarakat sudah berada ditempat aman, dan lokasi rawan banjir telah diinstruksikan dijauhi," kata Mongkaren. Sementara itu, korban materi lainnya, yakni sebanyak 17 rumah di Desa Pinenek dan 17 rumah di Desa Maen, Kecamatan Likupang, rusak berat akibat hantaman banjir tersebut. Satkorlak Sulut telah menyalurkan beberapa kebutuhan pokok bagi masyarakat yang diungsikan, yakni beras, gula pasir, selimut, mie instan, sambal serta obat-obatan. "Beberapa masyarakat saat ini membutuhkan pompa air bersih, karena tidak ada sumber air bersih untuk dikonsumsi," katanya. Gubernur Sulut, SH Sarundajang meminta kepada Satkorlak mendata semua kerugian dan langkah antisipasi kepada masyarakat yang diungsikan, agar tidak membawa dampak buruk seperti ancaman penyakit dan kelaparan. Satkorlak dan kepolisian diminta menyelidiki sumber terjadinya banjir didaerah itu, apakah terjadi akibat adanya aksi penambangan liar emas, pengundulan hutan atau kerusakan lingkungan dari perusahaan tertentu sehingga adanya lumpur. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007