Jambi (ANTARA News) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menegaskan bahwa pihaknya, baik di daerah maupun secara nasional, tidak pernah ikut terlibat dalam lelang (tender) proyek "FLEGT SP", yaitu sebuah lembaga kerjasama forum Uni Eropa-Indonesia yang menangani masalah kehutanan. Direktur Eksekutif Walhi Jambi, Feri Irawan, mengklarifikasi bahwa hal itu kepada wartawan di sela-sela Lokakarya penebangan kayu secara ilegal yang diselenggarakan EC-Indonesia FLEGT SP di Jambi, Selasa. Lokakarya yang berlangsung dua hari (12-13 Maret 2007) di Jambi itu dibuka Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Widodo AS, Senin (12/3) diikuti peserta sipil, TNI, dan Polri. Lokakarya itu sebagai refleksi UU 41/1999 dan instruksi Presiden (Inpres) No 4 tahun 2005 tentang ilegal logging. Feri menjelaskan, adanya pandangan negatif terhadap Walhi, karena melihat kehadiran forum kerjasama Uni Eropa-Indonesia (FLEGT) yang melakukan kegiatan di Jambi dan Kalimatan Barat itu tidak jelas dan diindikasikan mengutamakan kepentingan sejumlah perusahaan kayu Uni Eropa untuk melegalkan sertifikasi ekspor kayu dari Indonesia. Walhi mempertanyakan kegiatan pelestarian hutan dan bantuan advokasi pemberantasan ileggal logging di Indonesia melalui FLEGT dengan tender, selama ini tidak pernah ada tender soal pelestarian hutan di Indonesia. "Bagaimana mungkin hutan kita ditenderkan. Hutan kita juga sudah hancur akibat pembalakan liar selama ini," katanya. Jika ada yang menuding Walhi menyoroti lembaga kerjasama Indonesia-Uni Eropa itu, maka tudingan tersebut tidak mendasar lantaran Walhi sama sekali tidak ikut tender. "Yang jelas, Walhi secara nasional tidak akan pernah bergantung dari bantuan asing, karena Walhi tidak mau menggadaikan bangsa Indonesia untuk kepentingan asing", katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007