"Kami inginnya bulan Mei mendatang bisa diluncurkan karena sudah menjadi komitmen semua pemangku kepentingan apalagi hampir semua negara pesaing produk Indonesia sudah memiliki fasilitas tersebut," kata Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan, Sulistyawati di sela pameran "Gifts and Premium Fair 2016" di Hong Kong, Kamis.
Sulistyawati mengatakan pihaknya bertindak sebagai fasilitator yang menyediakan tempat bagi para pelaku usaha bertemu dengan desainer produk sehingga mempunyai visi yang sama dalam mendesain dan mengembangkan produk berdaya saing ekspor.
Kementerian Perdagangan sudah menyiapkan gedung dengan ruangan sekitar 1.000 meter di kawasan Slipi Jakarta Barat. Pusat pengembangan produk UKM tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas bengkel kerja modern mengingat perkembangan terkini menuntut pelaku UKM harus menguasai teknologi digital.
Sebagai langkah awal, menurut Sulistyawati, Kementerian Perdagangan beberapa waktu lalu sudah menjalankan program bantuan pendampingan desainer bagi pelaku UKM di sejumlah daerah.
Program pendampingan desainer ini mempertemukan pelaku usaha dengan desainer di daerah. Proses pendampingannya bisa berlangsung hingga enam bulan. Setelah berproduksi tahap selanjutnya uji pasar dengan mengikuti pameran di luar negeri.
"Jadi melahirkan UKM yang siap ekspor itu memang harus bertahap dan butuh waktu. Kalau sudah bagus baru bisa dipamerkan di luar negeri karena pemerintah ingin muncul banyak pelaku UKM yang terukur kualitas produknya," kata Sulistyawati.
Menurut dia, langkah perbaikan produk UKM tersebut sangat strategis untuk menghadapi era persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini.
"Pusat pengembangan desain produk diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk menghadirkan produk yang efisien dengan harga kompetitif sehingga mampu menambah daya tarik pasar terhadap produk-produk Indonesia," ucapnya.
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016