Jakarta (ANTARA News) - Tim Forensik Australia yang tergabung dalam Disaster Victim Identification Australian Federal Police (AFP) pada Rabu (14/3) dijadwalkan akan meninggalkan Yogyakarta seiring dengan berakhirnya masa tugas mereka dalam rangka proses identifikasi jenazah korban terbakarnya pesawat Garuda GA-200 di Bandara Adisucipto, Selasa. "Tugas mereka sudah selesai, mereka akan kembali ke Australia besok," kata Juru Bicara Kedutaan Besar Australia di Indonesia, Steven Barraclough, kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, secara bertahap pihak Kedutaan Besar Australia mengurus kepulangan jenazah korban terbakarnya pesawat Garuda, termasuk juga kepulangan keluarga korban yang datang dari Australia ke Yogyakarta beberapa hari setelah terjadinya musibah tersebut. "Setelah itu diikuti dengan kepulangan tim forensik karena proses identifikasi jenazah sudah selesai," lanjutnya. Sementara itu, lima jenazah warga negara Australia korban kecelakaan pesawat Garuda GA-200, Selasa siang (13/3) dilepas dengan upacara khusus di depan Ruang Instalasi Forensik Rumah Sakit dr Sardjito Yogyakarta, tempat kelima jenazah itu diidentifikasi. Kelima jenazah tersebut adalah Brice Steele, Mark Scott, Elizabeth O`Neill, Allison Sudrajat serta Henry Morgan Saxon Mellish. Sebelum dilepas dengan inspektur upacara Kepala Biro Operasional Polda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kombes Polisi Simson Sugiarto, dilakukan serah terima jenazah. Serah terima jenazah ditandai dengan penandatanganan berita acara yang dilakukan Kombes Polisi Simson Sugiarto dan Mick Travers APM, ketua Tim Disaster Victim Identification (DVI) Australian Federal Police (AFP). (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007