Penderita parkinson stadium tiga dan empat sebaiknya melakukan operasi"

Jakarta (ANTARA News) - Ahli saraf dari Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Dr Frandy Susatia SpS mengatakan penyakit parkinson akan sulit diobati pada stadium lanjut.

"Ada lima stadium perjalanan penyakit parkinson ini. Untuk stadium pertama dan kedua masih bisa dengan penggunaan obat, kemudian stadium ketiga dan keempat dengan operasi, sedangkan stadium kelima semakin sulit diobati," ujar Frandy dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Pada stadium pertama merupakan stadium paling ringan, yakni penderita mulai kesulitan baraktivitas karena adanya gemetar yang berirama dan tak terkendali. Gejala lain adaah postur tubuh memburuk, hilangnya keseimbangan, dan ekspresi wajah abnormal.

Stadium kedua yakni gejala mulai menyebar ke anggota tubuh lainnya yang berpasangan, seperti gemetar pada kedua kaki dan kedua sisi tubuh. Penderita biasnaya kesulitan berjalan dan menjaga keseimbangan, serta makin sulit melakukan kegiatan sehari-hari degan normal.

Untuk stadium ketiga, penderita sudah tidak mampu berjalan lurus dan berdiri, serta pergerakan tubuh yang melambat. Sedangkan stadium keempat, penderita mengalami kekakuan. Pada tahap ini, penderita tidak mampu mengerjakan aktivitas harian dan tidak dapat mengurus diri sendiri misalnya menulis, mengancingkan baju, dan berdandan.

"Penderita parkinson stadium tiga dan empat sebaiknya melakukan operasi," terang dia.

Operasi yang dimaksud adalah adalah operasi stimulasi otak dalam atau deep brain stimulation (DBS). Operasi ini bertujuan meransang sel dopamin kembali memproduksi hormon dopamin.

DBS adalah operasi untuk mengatasi tremor, kaku, dan gerak yang lambat. Teknik operasi ini dilakukan melalui penanaman elektroda pada area tertentu di otak bagian dalam. Elektroda tersebut dihubungkan dengan kabel ke baterai yang diletakkan di dalam dada sebagai sumber arus listrik.

Penyakit parkinson merupakan penyakit degeneratif yang menyerang sel saraf di bagian otak yang bernama "basal ganglia" yang berfungsi mengontrol gerakan tubuh. Sel saraf membutuhkan neurotransmitter yang bernama dopamine dan acetylcholine dalam jumlah seimbang agar dapat memberikan sinyal ke sel untuk mengendalikan tubuh.

Gejala awal penyakit parkinson berupa gemetar pada salah satu tangan, badan jadi kaku, cemas, sulit tidur, bicara pelan, perut kembung, pusing saat perubahan posisi, hingga gampang jatuh.

Faktor penyebab penyakit tersebut, lanjut Frandy, adalah usia, keturunan, infeksi virus, dan paparan bahan kimia berbahaya seperti mangan, karbon disulfida, insektisida, "trichloroethylene" (TCE) dan "perchloroethylene" (PERC) yang merupakan bahan pelarut cat dan lem.

"Biasanya penyakit ini menyerang orang usia lanjut dan biasanya timbul pada usia 60 tahun. Penyakit ini sama dengan Alzheimer sama-sama menyebabkan pikun, tapi perbedaannya Alzheimer tidak membuatkan pasien itu sulit bergerak," terang dia.

Meski demikian, penyakit tersebut juga dapat menyerang pada usia produktif terutama pada usia 40 tahu ke atas. Penyakit tersebut mengenai sekitar satu persen dari kelompok usia diatas 50 tahun dan sekitar dua persen dari mereka yang berusia lebih dari 70 tahun, dan 3,5 persen diatas 80 tahun.

Untuk mencegah dari penyakit parkinson, kata Fandy, adalah dengan menghindari trauma kepala, menghindari senyawa kimia, olahraga teratur, serta makan banyak buah dan sayur yang mengandung antioksidan.

Pewarta: Indriani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016