Kudus, Jateng (ANTARA News) - Gerbang Kudus Kota Kretek yang proses pembangunannya menghabiskan dana hingga Rp16,125 miliar diharapkan menjadi ikon baru Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah sekaligus untuk mengokohkan sebagai kota kretek.
"Harapan kami, Kabupaten Kudus bisa dikokohkan sebagai kota kretek karena sejarah awal adanya kretek dari Kabupaten Kudus," kata Senior Manager Public Affairs PT Djarum Purwono Nugroho, di Kudus, Selasa.
Ia mengakui, beberapa daerah di Tanah Air memang memiliki sentra industri rokok, namun dengan adanya gerbang Kudus Kota Kretek tentu semakin memperkokoh Kudus sebagai Kota Kretek.
Selain untuk mengokohkan Kudus sebagai kota kretek, kata dia lagi, gerbang pembatas Kota Kudus dengan Kabupaten Demak itu juga bisa menjadi daya tarik wisatawan dari luar daerah untuk berkunjung ke Kabupaten Kudus.
Terkait kekhawatiran gerbang tersebut diklaim PT Djarum, dia menegaskan, masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan karena pada bangunan tersebut tidak ada nama PT Djarum.
Apalagi, kata dia, di Kudus terdapat cukup banyak pabrik rokok.
Rencananya, PT Djarum juga akan menyerahkan bangunan tersebut kepada Pemkab Kudus, sehingga nantinya menjadi aset Pemkab Kudus.
"Ketika sudah diserahkan kepada Pemkab Kudus, tentunya bangunan tersebut menjadi milik masyarakat Kudus," ujarnya lagi.
Sedangkan biaya perawatannya, lanjut dia, akan diserahkan kepada pemkab setempat.
Ia juga mengapresiasi langkah Pemkab Kudus yang menyiapkan tempat istirahat di sekitar gerbang itu, sehingga memberikan kesempatan masyarakat yang hendak menikmati pemandangan gerbang tersebut pada malam hari tanpa kesulitan mencari tempat parkir kendaraan.
Pemkab Kudus melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang memang merespons keberadaan gerbang yang diklaim paling megah di Tanah Air itu, dengan menyewa lahan milik PT KAI untuk dijadikan ruang terbuka hijau (RTH) seluas 1.769 meter persegi dengan biaya sewa per tahun mencapai Rp52,2 juta.
Anggaran pembangunan RTH pada tahun anggaran 2015 sebesar Rp1,2 miliar untuk pembuatan talud dan pengurukan lahan, sedangkan tahun ini kembali dianggarkan untuk pengadaan taman dan sarana prasarana pendukung lainnya.
Bentuk bangunan gerbang Kudus Kota Kretek yang ada di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati itu, menyerupai hewan kupu-kupu dengan ukuran lebar sayap kanan dan kiri sekitar 21 meter dan panjang bangunan sekitar 20 meter dengan ketinggian puncak 12 meter.
Biaya tagihan listrik untuk menyalakan lampu warna-warni dari bangunan megah tersebut, diperkirakan dalam sebulan sekitar Rp6 juta dengan beban total lampunya sekitar 22.000 kva.
Kabupaten Kudus selama ini memiliki julukan Kudus Semarak (sehat, aman, rapi, kondusif), namun perlahan mulai tergeser dengan julukan sebagai kota kretek, terlebih didukung bangunan megah bernilai 16,125 miliar yang semakin mengokohkan sebagai kota kretek.
Pewarta: Akhmad NL
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016