Cianjur (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sudah 40 bencana alam terjadi di Cianjur, Jawa Barat, dalam empat bulan terakhir, baik itu banjir maupun tanah longsor sehingga periode siaga bencana lebih panjang dibanding sebelumnya.
"Untuk banjir ada 9 kasus, longsor lebih dari 38 kasus, sisanya angin puting beliung dan pohon tumbang. Sedangkan bencana alam yang mendominasi bencana longsor dan pergerakan tanah," kata Humas BPBD Cianjur, Dedi Heryana, pada wartawan Selasa.
Dia menjelaskan, sepanjang Maret merupakan bulan dimana peristiwa longsor dan banjir paling banyak terjadi dengan total kejadian mencapai 18 kejadian."Januari sebanyak 16 kejadian, Februari 3 kejadian, Maret 18 kejadian dan April baru 4 kejadian, salah satunya tanah amblas di Cibeber," katanya.
Sedangkan peristiwa banjir sering terjadi di wilayah dengan dataran rata, seperti Ciranjang, Sukaluyu, Karangtengah serta wilayah di Cianjur selatan. Sementara itu, longsor kerap terjadi di wilayah perbukitan dengan kontur tanah yang labil, seperti di wilayah Cianjur utara dan selatan.
"Mayoritas bencana longsor terjadi di dua wilayah tersebut. Bahkan di Cibeber kami sudah pasang alat early warning system, guna mendeteksi adanya pergerakan tanah. Tingginya angka bencana yang terjadi membuat kami memperpanjang status siaga bencana longsor dan banjir tahun ini," katanya.
Status siaga bencana itu, ungkap dia, akan berakhir 5 Mei, sedangkan tahun lalu status yang sama hanya diberlakukan sampai pertengahan April.
"Ini berdasarkan rekomendasi dari BMKG dan imbauan dari Pemprop Jabar, siaga bencana sampai awal Mei. Bahkan jika curah hujan masih tinggi, kemungkinan besar akan diperpanjang," katanya.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016